Siaran Pers
Pernyataan Sikap Ormas Ahlulbait Indonesia Terkait Rangkaian Aksi Terorisme di Berbagai Belahan Dunia
Pernyataan Sikap Ormas Ahlulbait Indonesia Terkait Rangkaian Aksi Terorisme di Berbagai Belahan Dunia
Belakangan ini, serangkaian aksi kekerasan merundung kehidupan global. Aksi kekerasan terakhir, berupa tindak terorisme, terjadi pekan ini di Republik Islam Iran. Sekelompok teroris bersenjata yang kemudian mengaku sebagai teroris ISIS, menyerang dan menembaki para peziarah di makam Shah Cheragh kota Shiraz, Iran, Rabu (26/10). Akibat serangan teroris itu, 15 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, harus kehilangan nyawanya, sementara puluhan lainnya cedera.
Aksi terorisme jelas tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Tak satu pun agama, terlebih Islam, yang mengajarkan paham anti kemanusiaan itu. Walaupun sudah menjadi rahasia umum bahwa terorisme dan teroris bukan hanya bersumber dari manipulasi, pendangkalan, distorsi, hingga radikalisasi tanpa dasar terhadap ajaran agama tertentu, tapi juga dari hasil konspirasi, hegemoni, dan ambisi sejumlah negara arogan untuk mengacaukan dan melemahkan negara-negara yang menjadi targetnya.
Aksi terorisme juga bukan hanya dilakukan sekelompok oknum radikal yang diperalat sebagai proksi bagi kepentingan negara-negara arogan, terutama Amerika Serikat. Faktanya, aksi terorisme juga dapat, bahkan kerap dilakukan oleh suatu rezim, baik terhadap rakyatnya sendiri, maupun terhadap rakyat yang dijajahnya, seperti yang dilakukan oleh rezim penjajah zionis. Bahkan aksi terorisme oleh rezim zionis sangat mematikan dan berlarut-larut. Sebagai contoh, pada pekan yang sama, Selasa (25/10) rezim teroris zionis meneror penduduk Nablus, di Tepi Barat lewat kepungan dan tembakan yang mengakibatkan empat warga Palestina gugur. Peristiwa ini hanyalah satu matarantai terkini dari rangkaian panjang kolonialisme rezim teror zionis sejak 1948 di Palestina.
Di belahan Afrika, tepatnya di Nigeria, aksi terorisme menyasar rumah ibadah Kristiani, yaitu Gereja Katolik St. Fransiskus di Owo, negara bagian Ondo. Serangan terorisme terhadap gereja Katolik itu terjadi pada 5 Juni, ketika para jemaah sedang berkumpul pada hari Minggu Pentakosta. Dalam serangan itu, para teroris membunuh 40 orang. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Jumat, 23 September 2022, aksi terorisme kembali mengguncang Nigeria. Sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah masjid dan menewaskan sedikitnya 15 jamaah salat Jumat di negara bagian Zamfara.
Aksi terorisme juga melanda Somalia pada Minggu (30/10). Dua bom mobil tiba-tiba meledak di Mogadisu yang merupakan Ibukota negara Afrika itu. Serangan teror bom itu mengakibatkan 100 orang meninggal dunia dan 300 lainnya luka-luka.
Menyikapi seluruh tragedi kemanusiaan berupa aksi terorisme yang sangat memprihatinkan itu, Ormas Ahlulbait Indonesia (ABI) menyatakan:
1. Ikut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya terhadap para korban terorisme, baik di Iran, Palestina, Nigeria, Somalia, dan di seluruh dunia
2. Mengutuk keras teroris dan aksi terorisme di mana pun, termasuk di Palestina, Iran, Nigeria, dan Somalia, yang jelas-jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan keagamaan.
3. Secara tegas menetapkan bahwa teroris dan terorisme tetap sebagai ancaman laten bagi bangsa-bangsa di dunia.
4. Secara tegas mengungkapkan bahwa teroris dan terorisme merupakan alat sekaligus proksi bagi kekuatan arogan dunia untuk mengguncang stabilitas berbagai negara di dunia.
5. Tindakan teror terhadap masyarakat sipil yang tengah menjalankan ibadah juga bertujuan membangkitkan permusuhan sektarian.
6. Mengajak masyarakat dunia, khususnya bangsa Indonesia untuk turut melawan dan mempersempit ruang gerak kelompok teroris, termasuk ikut mengecam aksi teror yang terjadi di berbagai belahan dunia lain.
Jakarta, 31 Oktober 2022
5 Rabiulakhir 1444 H
DEWAN PENGURUS PUSAT
AHLULBAIT INDONESIA
HABIB ZAHIR BIN YAHYA