Sejarah
Tenggelamnya Putra Nabi Nuh
Nabi Nuh teringat akan putranya. Sebagai bapak yang sayang pada anaknya, Nuh as memanggil sang anak untuk naik ke kapal bersama keluarganya yang lain, sedangkan putranya berada dalam kekafiran.
Maka Nabi Nuh berkata, “Hai anakku, naiklah engkau bersama kami agar engkau selamat dari hanyut dan janganlah engkau masuk dalam golongan orang-orang kafir yang mengingkari agama Allah.”
Namun putranya tidak menjawab seruan Allah Swt dan tetap durhaka seraya menduga bahwa yang akan terjadi merupakan peristiwa alam biasa.
Maka ia pun berkata kepada Ayahnya, “Aku akan berlindung ke gunung yang tidak dapat dicapai air, sehingga aku tidak akan tenggelam.”
Ayahnya menjawab, “Tidak satu kekuatan pun yang sanggup mencegah tenggelamnya seorang yang telah ditakdirkan Allah yang menenggelamkan sebagai balasan bagi orang-orang kafir.”
Putranya tetap menolak dan menyangka bahwa usahanya untuk mencapai puncak gunung dapat menyelamatkannya dari tenggelam. Akan tetapi kekuatan air dan tingginya gelombang telah menghanyutkan putra yang sesat dan kafir itu.
Zaid Husein Alhamid, Kisah 25 Nabi dan Rasul