Ikuti Kami Di Medsos

Sejarah

Sayyidah Zainab: Penyempurna Gerakan Imam Husain

Sayyidah Zainab: Penyempurna Gerakan Imam Husain

Ahlulbait Indonesia – Sayyidah Zainab a.s. dikenal sebagai sosok yang memiliki keutamaan luar biasa, di antaranya adalah qanaah, zuhud, keistiqamahan dalam ibadah, serta kesabaran luar biasa dalam menghadapi berbagai ujian dan kesulitan hidup. Salah satu hal yang menakjubkan dari kepribadian pejuang Islam ini adalah kecerdasannya yang luar biasa. Pada usia enam tahun, ia telah mampu menghafal ceramah ibunya, Sayyidah Fathimah a.s., di Masjid Rasulullah SAW mengenai hak atas tanah Fadak dan kepemimpinan Imam Ali a.s.

Bashir bin Khuzaim Assadi, seorang tokoh terkemuka dari Kufah, pernah berkata, “Demi Allah, aku belum pernah melihat seorang perempuan yang lebih pemalu dan menjaga kesucian dirinya, namun sekaligus begitu fasih dalam berbicara seperti Sayyidah Zainab. Ia berpidato layaknya Imam Ali, seakan-akan ia belajar langsung dari beliau.” Pernyataan ini menggambarkan keahlian retorika Sayyidah Zainab yang luar biasa, yang dipadukan dengan sifat tawadhu dan kesucian dirinya.

Peran Sayyidah Zainab dalam Peristiwa Asyura

Kepribadian agung Sayyidah Zainab a.s. paling jelas terlihat dalam peristiwa tragis Asyura dan masa penawanan keluarga Nabi Muhammad SAW setelah Syahidnya Imam Husain a.s. Keberaniannya dalam menghadapi para tiran yang mencatatkan sejarah menunjukkan keteguhan dan kebesaran jiwa putri Imam Ali a.s.

Baca juga : Tiga Sifat Mulia Sayyidah Zainab a.s. yang Harus Diteladani

Dengan izin suaminya, Abdullah bin Ja’far—yang saat itu tengah sakit dan tidak dapat menyertai Imam Husain a.s.—Sayyidah Zainab berangkat ke Karbala untuk mendukung perjuangan saudaranya. Lebih dari sekadar saudara, ia mengambil peran sebagai penjaga dan pelindung keluarga Ahlul Bait, terutama Imam Ali Zainal Abidin a.s., satu-satunya Imam yang tersisa dari tragedi tersebut. Dalam kapasitasnya, Sayyidah Zainab tidak hanya berperan sebagai pendamping, tetapi juga sebagai pemegang amanah perjuangan, memastikan kelangsungan misi Imam Husain a.s. dan penyebaran pesan Asyura kepada dunia.

Ia berdiri tegak di hadapan penguasa zalim Yazid bin Muawiyah di istana Damaskus, dan dengan penuh keberanian menyampaikan pidato yang mengguncang hati banyak orang, menegaskan bahwa kejahatan mereka tidak akan pernah terlupakan dan bahwa perjuangan Imam Husain akan terus hidup sepanjang zaman.

Sayyidah Zainab: Sosok Pendamping yang Setara

Dalam sejarah para Nabi dan Rasul, Allah SWT selalu menempatkan sosok perempuan mulia di sisi mereka sebagai pendamping dalam perjuangan. Seperti halnya Hawa di sisi Nabi Adam a.s, Maryam di sisi Nabi Isa a.s, dan Sayyidah Fathimah a.s. di sisi Rasulullah SAW, Allah SWT telah menetapkan Sayyidah Zainab a.s. sebagai pendamping perjuangan Imam Husain a.s. Mereka berdua berasal dari sumber yang sama—yakni cahaya Ahlul Bait—dan bersama-sama menorehkan sejarah pengorbanan yang abadi demi tegaknya nilai-nilai Islam yang hakiki.

Dengan keberanian, kesabaran, dan kebijaksanaannya, Sayyidah Zainab a.s. menjadi penyempurna gerakan Imam Husain a.s., memastikan bahwa pesan perjuangan Karbala tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi umat manusia dalam menegakkan keadilan dan menentang kezaliman.

(Sumber: Parstoday dan berbagai sumber)

Baca juga : Sayyidah Zainab sebagai Utusan Perlawanan Imam Husain