Sejarah
Peralihan Kiblat dan Peperangan Rasulullah (1/3)
Pada awalnya, Rasulullah saw melakukan salat dan ibadah ke arah Masjid al-Aqsa di Jerusalem (Palestina). Kondisi itu u berlanjut selama 13 tahun di Mekah dan 17 bulan di Madinah.
Kaum Yahudi pun menghadap Masjid al-Aqsa dalam salatnya. Karena ini pula mereka selalu mencemooh kaum muslimin, “Jika benar kami dalam kesesatan, lalu mengapa kalian mengikuti kiblat kami?!”
Hingga suatu hari, turunlah wahyu yang memerintahkan Rasulullah saw agar kaum muslimin menghadap Kabah di Masjidil Haram dalam setiap salat mereka.
Perintah ini sungguh memukul kaum Yahudi. Mereka bertanya-tanya tentang sebab peralihan kiblat kaum muslimin. Mereka tidak sadar bahwa peralihan kiblat ini merupakan ujian bagi kaum muslimin sendiri, sehingga dapat dikenali siapa yang taat dan siapa yang menentang Rasulullah saw.
Peperangan Rasulullah
1. Perang Badar
Rasulullah saw mengadakan perjanjian gencatan senjata dengan kabilah-kabilah tetangga guna melindungi Madinah dari segala ancaman makar dan penyerangan. Sementara itu, kaum Quraisy Mekah melakukan penjarahan atas harta-harta umat Islam di kota itu. Rasulullah saw pun berpikir untuk merebut kembali harta-harta itu dari mereka. Untuk itu, beliau memutuskan untuk menyerang kafilah-kafilah pedagang kafir Quraisy.
Demikianlah awal meletusnya bentrokan senjata antara kaum muslimin dan kaum musyrikin di suatu tempat dekat sumur Badar. Karena ini, peperangan pertama di antara mereka dinamai Perang Badar. Kaum muslimin mampu memenangkan peperangan itu secara gemilang. Nama mereka pun mulai terpandang dan disegani di semenanjung Arabi.
Majma Jahani Ahlul Bait, Seri Manusia-manusia Suci, Nabi Muhammad saw