Sejarah
Menolak Usulan Damai Quraisy
Takkala Rasulullah saw berdakwah secara terang-terangan di Mekah, orang-orang musyrik melakukan berbagai upaya untuk menghalang-halanginya. Namun mereka selalu gagal. Untuk tujuan damai, akhirnya mereka mendatangi Abu Thalib dan berkata, “Kemenakanmu melecehkan tuhan kita dan merusak akidah para pemuda kita serta menciptakan perpecahan di antara kita. Kami datang kemari untuk berdamai. Katakan kepadanya, kalau ia kekurangan harta, kami akan memberikan harta yang cukup banyak hingga ia menjadi orang Quraisy paling kaya. Kalau menginginkan kedudukan, kami bersedia menjadikannya pemimpin kami.”
Abu Thalib menyampaikan usulan kaum musyrik itu kepada Rasulullah saw. Lalu beliau menjawab, “Kalau mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tetap tidak menginginkannya.”
Abu Thalib menyampaikan pesan Rasulullah saw kepada musyrikin Quraisy. Mereka masih belum mengerti apa kalimat yang dimaksud. Mereka berkata, “Tak masalah. Hanya satu kalimat saja amatlah ringan. Bahkan sepuluh kalimat pun kami akan mengkabulkannya. Katakanlah, apa (maksud) kalimat itu?” Kemudian Rasulullah saw menyatakan (melalui Abu Thalib), “Kalian bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah.”
Dengan cara demikian, Rasulullah saw menolak dan menentang berbagai bentuk usulan damai dari kaum musyrikin. Dalam menjaga dan mempertahankan ketauhidan, beliau tidak menyambut usulan mereka untuk menghentikan dakwahnya.
Muhammadi Muhammad, Cerita-Cerita Hikmah