Ikuti Kami Di Medsos

Sejarah

Mengapa Metode Perjuangan Imam Hasan dan Imam Husain Berbeda? (1/2)

Walaupun Rasulullah saw telah menyebut kedua tokoh istimewa ini sebagai imam yang sesungguhnya, namun metode yang ditempuh keduanya nampak berbeda. Sebagian orang bahkan mengatakan bahwa kedua bersaudara itu memiliki pandangan yang sangat kontras hingga yang satu bersedia berdamai saat mempunyai 40 ribu tentara, sedang yang lain bertempur sampai gugur dan kehilangan putra yang masih bayi dan sahabat-sahabatnya saat beliau hanya mempunyai kawan sebanyak 40 orang (selain anggota keluarganya).

Akan tetapi, suatu penelitian yang cermat akan membuktikan hal sebaliknya dari pandangan di atas. Kita saksikan bahwa sementara Imam Hasan as hidup selama kira-kira 9,5 tahun di masa kekuasaan Muawiyah tanpa secara terbuka menentangnya, Imam Husain as juga hidup selama jangka waktu yang kira-kira sama di masa kekuasaan Muawiyah setelah saudaranya dibunuh, tanpa melakukan pemberontakan atau penentangan terbuka.

Karena itu kita harus mencari sebab yang sebenarnya dari perbedaan lahiriah ini dalam kebijaksanaan Muawiyah yang berbeda dengan kebijaksanaan Yazid, bukan pada perbedaan pandangan antara kedua Imam besar tersebut.

Kebijaksanaan Muawiyah tidaklah didasarkan pada sikap yang berlebih-lebihan. Ia tidak terang-terangan mencemooh hukum-hukum agama. Ia tampil sebagai sahabat Nabi saw dan penulis wahyu. Karena saudara perempuannya adalah salah satu istri Nabi saw yang dikenal dengan sebutan Ummahatul Mukmin (Ibu Kaum Mukminin), maka ia pun menyebut dirinya Paman Kaum Mukminin. Ia telah dipersiapkan dengan cermat untuk menjadi orang besar oleh khalifah kedua, yang memperoleh kepercayaan penuh dan penghargaan tinggi dari masyarakat.

Demikianlah, apapun yang dilakukan Muawiyah, jika itu bisa dirasionalisasikan atau diberi pembenaran, para pengikutnya ini akan merasionalisasikannya atau memberinya pembenaran. Dan jika hal itu tidak mungkin dilakukan, maka mereka akan membungkam protes yang muncul dengan cara, pertama, memberikan uang suap yang besar, dan kedua, jika itu gagal maka dengan cara pembunuhan. Puluhan ribu pengikut Ali as yang tak berdosa, dan bahkan sahabat-sahabat Nabi saw menemui ajalnya dengan cara demikian.

……bersambung

Alamah Sayyid Husain Thabathaba’i, Inilah Islam

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *