Kisah Para Nabi
Kisah Pertarungan Daud vs Jalut
Thalut adalah seorang raja di Baitul Lahm, ia memiliki 4 orang anak lelaki. Ketika Thalut mengumumkan perjuangan di jalan Allah, lelaki yang sudah tua itu mengirim anak tertuanya untuk ikut dalam perjuangan itu, dan berkata pada anak bungsunya, “Daud, kau harus tinggal bersamaku.”
Daud lalu bertanya kepada ayahnya, “Mengapa wahai Ayah, tidakkah engkau tahu bahwa aku sangat menyukai berjuang dijalan Allah?”
Ayahnya berkata, “Kau tidak mempunyai pengalaman dalam bertempur. Tetapi, aku akan mengizinkanmu membawakan makanan untuk kakak-kakakmu dan bawakan aku kabar tentang pertempuran itu.”
Daud gembira mendengar hal itu, dan bersyukur kepada Allah. Kemudian ia pun mengikuti pasukan Thalut.
Allah mewahyukan pada Thalut bahwa orang yang akan membunuh Jalut akan menggunakan baju besi Musa. Thalut lalu mengumumkan hal itu, sehingga banyak prajurit yang datang dan mencoba mengenakan baju besi Musa, tetapi tak seorang pun yang cocok.
Sementara itu, Daud yang masih remaja datang. Ia melihat pasukan kaum beriman yang dipimpin Thalut bertempur dengan pasukan musuh. Jalut terlena dengan kekuatannya, ia telah membunuh banyak prajurit. Ia menantang pasukan Thalut untuk melawannya, namun tak seorang pun yang berani melakukannya.
Daud bertanya pada para prajurit tentang Jalut, dan mereka berkata padanya, “Lihatlah, ia ada di sana.”
Daud melihat seorang lelaki yang tinggi mengenakan baju besi dan helm yang menutupi kepala dan wajahnya, kecuali matanya dan keningnya. Sebuah tombak dan pedang ada di tangannya. Daud lalu berkata, “Jika Thalut mengizinkanku untuk turut dalam pertempuran ini, maka aku akan membunuh Jalut si kafir itu.”
Beberapa prajurit tersenyum dan bertanya, “Bagaimana kau akan membunuhnya sementara kau tak memiliki senjata?”
Apakah engkau, yang masih remaja akan dapat membunuhnya?”
Daud menjawab, “Aku tak takut pada siapa pun kecuali Allah Swt. Aku beriman kepada-Nya.”
Jalut mengejek Thalut dan prajuritnya, karena tak satu pun dari mereka yang berani melawannya. Pada saat itu, Daud menghampiri Thalut dan berkata padanya, “Aku siap untuk bertempur melawan Jalut!”
Thalut lalu berkata, “Kau masih muda dan tak memiliki pengalaman bertempur dalam peperangan!”
Daud berkata, “Aku telah membunuh serigala yang ingin menyerang domba-dombaku, padahal aku tak memiliki senjata. Sekarang, izinkanlah aku mengenakan baju besi Musa.”
Thalut mengagumi keberanian dan keimanan Daud, maka ia pun mengeluarkan baju besi Musa dari Tabut Perjanjian dan membiarkan Daud mengenakannya. Thalut terkejut melihat bahwa baju besi itu cocok dengan Daud. Sehingga ia pun mengetahui bahwa Allah telah memilih Daud, yang masih remaja, untuk bertempur melawan Jalut yang kafir tersebut.
Daud maju melawan Jalut dengan hati yang penuh dengan keimanan dan keberanian. Ia tak membawa apa-apa kecuali sebuah ketapel dan sebuah batu. Jalut terkejut melihat seorang remaja berani melawannya tanpa pedang dan tombak. Jalut lalu berkata, “Tak diragukan lagi, kau memang ingin mati anak muda! Kau pikir kami akan bermain dengan anak-anak?”
Daud menjawab, “Siapa yang berkata demikian? Aku datang untuk membunuhmu!”
Jalut lalu bertanya kepada Daud, “Mana tombak, pedang, dan persenjataanmu?”
Daud menjawab, “Senjataku adalah keimanan dan aku bertempur melawanmu atas nama Allah.”
Daud lalu meletakkan sebuah batu dalam katapel dan siap untuk bertempur melawan Jalut. Tubuh Jalut tertutup oleh baju besi. Sehingga ketika ia bergerak, tanah di bawah kakinya bergetar. Namun Daud tidak takut padanya, ia sekuat gunung.
Jalut lalu menuju ke arah Daud. Daud telah siap melontarkan batu kepada Jalut. Para prajurit mengamati pertempuran yang sedang berjalan. Kaum beriman berdoa kepada Allah agar memberikan kemenangan kepada Daud. Daud kemudian melontarkanbatu pada Jalut. Tak seorang pun yang melihat batu itu melayang di udara, tetapi kemudian mereka mendengar suara yang luar biasa. Batu itu mengenai kening Jalut.
Jalut menjadi tak mampu berjalan. Ia terhuyung-huyung dan jatuh ke tanah. Kaum kafir pun menjadi ketakutan ketika melihat Jalut jatuh ke tanah, sehingga semangat mereka melemah.
Pasukan Jalut akhirnya dapat ditaklukkan, dan Thalut serta prajuritnya menang. Perdamaian pun terwujud dan meliputi negeri itu, dan keimanan kembali ke hati. Ketika Thalut merasakan bahwa ia akan wafat, maka ia pun menunjuk Daud as sebagai raja untuk menggantikannya.
Kamal as-Sayyid, Kisah-kisah Terbaik al-Quran