Ikuti Kami Di Medsos

Sejarah

Kepribadian Nabi Muhammad, Ummi yang Alim

Salah satu keistimewaan Nabi Muhammad saw adalah tidak pernah belajar membaca dan menulis pada seorang pun dari guru manusia. Beliau tidak tumbuh di lingkungan ilmu, namun justru di tengah masyarakat Jahiliah. Tak seorang pun yang mengingkari hakikat ini, sebagaimana dijelaskan al-Quran. (QS. al-Ankabut: 42)

Nabi saw tumbuh di tengah-tengah kaum yang serba bodoh dan sangat primitif terhadap ilmu dan pengetahuan. Masa itu kesohor dengan masa Jahiliah. Dan penamaan ini tidak muncul kecuali dari sosok berilmu yang memahami ilmu, kebodohan, dan akal.

Di samping itu, Nabi saw datang dengan membawa kitab yang mengajak pada ilmu, budaya, pikiran, dan rasionalitas serta mengandung tumpukan makrifat dan pelbagai disiplin ilmu. Beliau mulai mengajarkan Kitab dan hikmah pada manusia dengan metode yang mengagumkan sehingga beliau mencipta peradaban unggul; ilmu dan sainsnya mampu menembus dunia Barat dan Timur. Sampai sekarang, ilmu-ilmu Islam itu tetap bersinar.

Nabi saw adalah sosok yang ummi. Namun beliau begitu gigih memerangi kebodohan dan para penyembah berhala. Beliau diutus dengan membawa agama yang lurus ke tengah umat manusia, juga membawa syariat universal yang selalu menantang manusia sepanjang masa. Beliau dengan sendirinya adalah mukjizat, baik ilmu, pengetahuan, tuturan, kekuatan akal, budaya, maupun metode pendidikannya. Karena itu, Allah Swt berfirman: Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah ia, supaya kamu mendapat petunjuk. [QS. al-A’raf: 158]

Juga firman-Nya: Dan Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar padamu. [QS. an-Nisa: 113]

Ya, Allah Swt telah menurunkan wahyu kepada beliau dan mengajarinya Kitab, hikmah, serta menjadikannya cahaya dan pelita yang menerangi, dus dalil, saksi, serta rasul yang menjelaskan, menasihati, terpercaya, mengingatkan, membawa kabar gembira, juga membawa kabar buruk. [QS. al-Maidah: 15; al-Ahzab: 46; an-Nisa: 174; al-Fath: 8; az-Zukhruf: 29; alA`raf: 68; al-Ghasyiyah: 21; al-Isra’: 105; dan al-Maidah: 19]

Allah Swt telah melapangkan dadanya dan menyiapkannya untuk menerima wahyu serta melaksanakan misi membimbing masyarakat yang dikuasai kabut fanatisme dan egoisme Jahiliah. Masyarakat mengenal beliau sebagai pemimpin tertinggi (termulia) di bidang dakwah, pendidikan, dan pengajaran.

Merupakan loncatan (reformasi) besar manakala masyarakat Jahiliah—hanya dalam beberapa tahun—berubah menjadi pengawal terpercaya dan pembela kuat Kitab petunjuk dan pelita ilmu. Mereka menentang pelbagai usaha distorsi dan penyimpangan. Sesungguhnya itu merupakan mukjizat Kitab yang kekal ini dan Rasul ummi yang memimpin semua itu.

Beliau merupakan sosok paling jauh—di tengah masyarakat jahiliah itu—dari pelbagai khurafat dan dongeng palsu. Beliau adalah cahaya basirah Ilahiah yang meliputi seluruh aspek wujudnya.

Majma’ Jahani Ahlulbait, Muhammad saw

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *