Sejarah
Kelahiran Insan Mulia, Imam Muhammad Baqir
Imam Muhammad Baqir as lahir di Madinah pada 1 Rajab, hari Jumat. Beliau lahir 60 hari sebelum kakeknya, Imam Husain as, mencapai puncak kesyahidan di Karbala. Para ahli sejarah berkomentar bahwa Imam Muhammad as diberi gelaran Baqir karena kontribusinya yang sangat istimewa dalam menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Baqara artinya menyingkapkan atau membukakan ilmu, atau juga bermakna memperluas ilmu yang mencakup ilmu lahir dan batin.
Ayah Imam as sendiri, Imam Ali Sajjad as adalah sosok alim yang terkenal dan manusia suci yang senantiasa meratakan dahinya di atas tanah. Sedangkan ibundanya, Sayyidah Zakiyah Thahirin Fathimah adalah putri Imam Hasan Mujtaba as, penghulu para pemuda surga. lbunda Imam as pun digelari Ummu Abdillah. Imam Ja’far Shadiq as memanggil beliau “Shiddiqah” yang tidak akan ditemukan dari keluarga Imam Hasan Mujataba as, sosok seperti dirinya. Tampak jelas garis keturunannya sangat mulia dan beliau belahan jiwa Rasululah saw.
Alam terasa terang benderang dengan kelahiran Imam Muhammad Baqir as, calon insan mulia yang kelahirannya telah diramalkan Rasuullah saw. Keluarga besar Ahlulbait sangat menantikan kelahiran calon lmam yang telah di-nash-kan Rasulullah saw sendiri. Demikian pula ayat-ayat al-Quran telah memberi pesan tentang imam-imam dari kalangan Ahlulbait as ini. Imam lahir di zaman kekuasaan Muawiyah yang menjalankan roda kekuasannya dengan sewenang-wenang ditambah para gubernurnya yang menebar teror dan kezaliman di tengah masyarakat.
Pilihan Nama Pemberian Rasulullah saw
Kakeknya, Rasulullah saw, telah menamai cucunya ini “Muhammad” dan memberi gelar ‘Baqir’, puluhan tahun sebelum kelahirannya sendiri. Ini adalah rahasia nubuwah yang diterima Rasulullah saw dari alam gaib. Rasulullah saw juga memberitahukan kabar gembira ini pada para sahabatnya bahwa Imam Muhammad Baqir as akan menjadi imam yang berjuang untuk menyebarkan ilmu pengetahuan di tengah umatnya. Rasulullah saw menyampaikan hal ini pada Jabir bin Abdillah Anshari, sahabat tercintanya.
Nabi saw menyuruh Jabir menyampaikan salam beliau pada cucunya, Imam Baqir as. Di sepanjang hidupnya, pasca wafatnya Rasulullah saw, Jabir pun menanti dengan harap-harap cemas kelahiran Imam Baqir as untuk menyampaikan wasiat Nabi saw tersebut. Saat Imam Muhammad Baqir as lahir dan tumbuh menjadi anak yang cukup matang, barulah Jabir menyampaikan pesan itu. Kisah ini ditulis para ahli sejarah dengan dengan cara yang berbeda-beda. Di antaranya;
Diriwayatkan Ibnu Asakir bahwa Imam Ali Zainal Abidin as bersama putranya, Imam Baqir as, menemui Jabir. Jabir yang berkata, “Siapa yang bersama Anda, wahai putra Rasulullah?” Imam Ali Zainal Abidin as menjawab, “Aku bersama putraku, Muhammad.”
Jabir kemudian menyambut Imam Muhammad Baqir as dan memeluknya sambil menangis. la berkata, “Ajalku hampir tiba, wahai Muhammad! Rasulullah saw menyampaikan salam untukmu!” Imam Muhammad Baqir as bertanya, “Bagaimana kisahnya?” Jabir menjawab, “Aku mendengar dari Rasulullah saw yang berkata bahwa Husain bin Ali as akan melahirkan putra yang akan diberi nama Sayyidul Abidin. Di hari kiamat kelak, saat Allah Swt memanggil pemuka ahli sujud, Ali bin Husain as yang akan berdiri. Ia juga akan memiliki putra bernama Muhammad. Jika engkau melihatnya, sampaikan salamku padanya. Hai Jabir, ketahuilah bahwa Imam Mahdi akan lahir dari keturunannya dan ketahuilah wahai Jabir bahwa setelah itu usiamu tidak akan lama lagi.” (Tarikh Ibnu Asakir, jil. 51, hal. 41)
Tim Al-Huda, Teladan Abadi Imam Muhammad Baqir as