Sejarah
Jihad Imam Ali bersama Rasulullah
Jihad Imam Ali bersama Rasulullah
Secara positif, landasan dakwah Rasulullah saw adalah mengajak umat manusia pada perdamaian dan membebaskan mereka dari setiap ancaman kehancuran dan kerugian perang. Beliau memulai dakwah dari Mekah, kota sentral kekuatan jahiliah yang dikuasai orang-orang kafir Quraisy. Dasar gerakan dan pemikiran mereka adalah kebodohan, kecongkakan, dan egosentrisme.
Mereka adalah kaum yang keras kepala, sombong, dan bersikeras untuk mengadakan perlawanan terhadap Rasulullah saw. Di samping itu, mereka melakukan penyiksaan terhadap orang-orang yang beriman kepada missi Rasulullah saw. Kondisi ini memaksa kaum Muslim berhijrah ke Habasyah demi menyelamatkan diri dari kekerasan dan tekanan kafir Quraisy.
Baca juga : Kesyahidan Imam Muhammad Jawad
Saat itu, Rasulullah saw dilindungi singa padang pasir, Abu Thalib, dan putranya (Imam Ali as). Setelah Sang Singa berpulang ke haribaan Ilahi untuk selamanya, beliau tidak lagi memiliki pendukung untuk berlindung diri. Kesempatan ini digunakan kaum kafir Quraisy untuk bersekongkol membunuh Rasulullah saw.
Mengetahui rencana dan makar jahat ini, Rasulullah saw memutuskan berhijrah ke Yatsrib (Madinah). Di Madinah, beliau mendapat sambutan hangat dan perlindungan dari penduduknya. Mengetahui peristiwa ini, kaum kafir Quraisy bertambah berang dan gusar. Mereka lalu menyulut api peperangan dengan penduduk Yatsrib dan berupaya mengerahkan seluruh sarana dan kekuatan ekonomi untuk menyerang dan melumpuhkan mereka.
Imam Ali as senantiasa siap siaga di samping Rasulullah saw demi melindunginya dan melakukan serangan balik dalam seluruh peperangan yang disulut kaum kafir Quraisy itu. Rasulullah saw juga senantiasa menjadikan Imam Ali as sebagai komandan perang yang bertugas di garis terdepan.
Baqir Syarif Qurasyi, Riwayat Hidup Para Imam Suci Ahlul Bait as
Baca juga : Demi Bebaskan Tawanan, Amerika Kasak-kusuk Cari Perantara