Bapak Pendiri Revolusi Islam Iran
Bapak Pendiri Revolusi Islam Iran
Bapak dan pendiri revolusi Islam di Iran (Imam Khomeini qs), belajar ilmu-ilmu Islam di bawah bimbingan kakaknya, Ayatullah Pasandideh. Ayatullah Khomeini juga menjalani ajaran khusus dengan bantuan Syaikh ‘Abdul Karim Ha’iri Yazdi pada 1922 M. Ketika Ayatullah Ha’iri Yazdi meninggal dunia pada 1973, Imam Khomeini diangkat sebagai salah seorang ulama (faqih, marja) yang memang jenius dan istimewa.
Imam Khomeini sangat menguasai yurisprudensi Islam, filsafat, irfan, dan ilmu falak. Dalam fatwa pertama yang dikeluarkan Imam Khomeini pada 1963, beliau mengutuk rezim Shah karena begitu merendahkan diri pada kekuasaan asing, terutama Amerika Serikat. Beliau mengkritik Shah karena membangun politik, ekonomi, militer, dan kerjasama intelijen yang akrab dengan “israel” dan politik anti Islamnya.
Baca juga : Pengasingan Imam Khomeini ke Turki
Imam Khomeini pertama kali ditangkap setelah pemberontakan pada Juni 1963 dan diasingkan ke Turki. Pada Oktober 1965, Imam Khomeini pindah ke Kota Suci Najaf (Iraq). Dari Najaf, Imam Khomeini mengeluarkan fatwa. Shah berharap dengan mengasingkan Imam Khomeini ke pengasingan, ia dapat mencegah pengaruh Imam dan melenyapkan semua pengaruhnya. Shah frustasi. Selama 14 tahun pengasingannya di Najaf, Imam Khomeini melanjutkan perjuangan tanpa henti.
Keberhasilan revolusi Islam Iran timbul dari usaha kerasnya yang tidak kenal lelah dalam menyadarkan dan mengarahkan umat. Pada Desember 1978, terjadilah demonstrasi paling besar dari semua demonstrasi. Dapat dikatakan demonstrasi itu menjadi demonstrasi paling luar biasa dalam sejarah dunia. Demonstrasi itu meratakan jalan untuk menyingkirkan Shah, akhir kejatuhannya, dan kemenangan bagi revolusi Islam.
Alhassanain.org, Imam Khomeini
Baca juga : Berakhirnya Riwayat Monarki Terakhir Iran