Wafatnya Sang Ayah nan Mulia
Wafatnya Sang Ayah nan Mulia
Rasulullah saw kembali dari Haji Wada (haji perpisahan). Kemudian beliau menghamparkan permadaninya dan saat itu jatuh pingsan di atasnya, karena menahan demam di tubuh. Sayyidah Fathimah as pun berlari menyongsong ayahnya yang tengah sakit dan sepertinya kewafatan akan menjemput beliau saw. Sayyidah Fathimah as meneteskan air mata kesedihan, lalu beliau mengharapkan agar ia saja yang meninggal dunia sebagai ganti ayahnya.
Maka Rasulullah saw membuka kedua kelopak matanya, seraya berkata sambil memegang tangan putri satu-satunya itu, karena tidak tahan menahan rasa pilu dalam dada. Dengan tiba-tiba keluar lantunan beberapa ayat suci al-Quran dari lisan suci Sayyidah Fathimah as. Seketika itu pula Sayyidah Fathimah as terus melantunkan bacaan al-Quran dengan suara yang amat tenang, sedangkan ayahnya yang mulia menikmati dengan khusuk kalimat-kalimat Allah Swt tersebut.
Baca juga : Ucapan Imam Ali Saat Mengurus Jenazah Rasulullah
Rasulullah saw menginginkan agar di detik-detik akhir kehidupannya yang menjadi sumber berkah bagi kehidupan, dapat menikmati suara merdu putrinya yang telah beliau rawat sejak kecil dan selalu mendampinginya hingga saat ajal menjelang. Tak berapa lama, Rasulullah saw berpulang kepangkuan kekasihnya, Allah Swt dalam keadaan tenang dan damai.
Wafat Rasulullah saw merupakan duka terbesar bagi putrinya yang suci. Hatinya pun tidak dapat menanggung musibah berat tersebut hingga beliau menangisi kepergian ayahnya siang dan malam.
Sayyid Mahdi Ayatullahi, Fatimah ra binti Muhammad saw
Baca juga : Ya Rasulullah, Inilah Husainmu