14 Manusia Suci
Pertemuan Imam Husain dan Umar bin Sa’ad di Karbala
Pertemuan Imam Husain dan Umar bin Sa’ad di Karbala
Imam Husain as (demi menyempurnakan hujjah) mengirim pesan pada Umar bin Sa’ad bahwa beliau ingin bertemu dan berbicara dengannya. Umar bin Sa’ad menerima undangan Imam Husain as. Dirancanglah pertemuan antara kedua pasukan; Umar bin Sa’ad dengan dua puluh prajurit dan Imam Husain as dengan dua puluh sahabatnya. Dalam pertemuan itu, Imam Husain as berkata kepada para sahabatnya, “Kalian keluar dari majelis ini kecuali Abbas dan Ali Akbar.”
Umar bin Sa’ad juga berkata kepada pasukannya, “Kalian keluar dari majelis ini, kecuali anakku Hafsh dan budakku.” Kemudian terjadilah dialog.
Imam Husain as berkata, “Celakalah engkau! Hai Umar bin Sa’ad, apakah engkau tidak merasa takut saat kembali kepada Allah, karena memerangiku? Tidakkah engkau tahu bahwa aku adalah putra Fathimah dari Ali…. Hai Ibnu Sa’ad! Tinggalkan mereka (orang-orang Yazid) dan bergabunglah bersama kami. Itu amat baik bagimu, dan engkau akan dekat dengan Allah.”
Baca juga : Dialog Imam Husain Dan Sayyidah Zainab di Malam Asyura
Umar bin Sa’ad berkata, “Aku takut mereka akan menghancurkan rumahku.”
Imam Husain as menjawab, “Kalau mereka menghancurkannya, aku akan membangunnya kembali.”
Umar bin Sa’ad berkata, “Aku takut mereka akan merampas kebunku.”
Imam Husain as berkata, “Kalau mereka merampasnya, aku akan memberimu tanah yang ada di Hijaz, yang terdapat mata air yang besar; mata air yang ingin dibeli Muawiyah dengan ribuan dinar, namun tidak dijual kepadanya.”
Umar bin Sa’ad Berkata, “Aku punya anak istri. Aku takut mereka akan diganggu dan disiksa.”
Imam Husain as terdiam. Beliau tidak memberi jawaban. Lalu beliau bangkit dan menjauh darinya, seraya berkata, “Apa yang telah engkau perbuat? Semoga Allah membunuhmu di tempat tidurmu. Semoga di hari kiamat, Allah tidak mengampunimu. Dan semoga engkau tidak memakan gandum dari (kota) Rayy, kecuali hanya sedikit.”
Baca juga : Menyaksikan Hasil Perbuatan
Umar bin Sa’ad menjawab dengan nada mengejek, “Cukup sya’irnya saja (maksudnya, jika tidak memakan gandumnya, saya cukup dengan memakan sya’ir (sejenis gandum kualitas rendahan)-nya).”
Betapa keji Umar bin Sa’ad. Semoga Allah Swt menimpakan siksaan yang setimpal. Jawaban terakhirnya kepada Imam Husain as sungguh tidak masuk akal. Dirinya begitu takut terhadap nasib keluarganya (yang akan disiksa dan disakiti). Namun, hatinya tidak merasa sedih apabila keluarga Rasulullah saw dan putri-putri Sayyidah Fathimah as disiksa dan disakiti.
Muhamad Muhamadi, Cerita-Ceirita Hikmah Bagian 5
Baca juga : Dosa Mata Terampuni