14 Manusia Suci
Menyalati dan Menguburkan Jenazah Rasulullah
Menyalati dan Menguburkan Jenazah Rasulullah
Imam Ali as melantunkan bacaan-bacaan salat, sementara mereka mengikuti bacaan tersebut. Bacaan itu adalah, “Salam sejahtera, juga rahmat, dan seluruh berkah Allah untukmu, wahai Nabi Allah. Ya Allah, kami bersaksi bahwa ia telah menyampaikan apa yang telah diturunkan kepadanya, telah menasihati umatnya, dan telah berjuang di jalan Allah sehingga Allah memuliakan agama-Nya dan menyempurnakan kalimat-Nya. Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti apa yang telah diturunkan kepadanya. Teguhkanlah kami sepeninggalnya dan himpunlah kami dengannya.”
Baca juga : Kemalangan Sayyidah Fathimah Setelah Nabi Wafat
Seusai kaum muslimin menyalati jenazah Rasulullah saw, Imam Ali as menggali kuburan untuknya. Setelah itu, ia menguburkan jenazah saudaranya itu. Kekuatan Imam Ali as telah melemah. Ia berdiri di pinggiran kubur sembari menutupi kuburan itu dengan tanah dengan disertai linangan air mata. Ia mengeluh, “Sesungguhnya sabar itu indah, kecuali terhadapmu. Sesungguhnya berkeluh-kesah itu buruk, kecuali atas dirimu. Sesungguhnya musibah atasmu sangat besar. Dan sesungguhnya sebelum dan sesudahmu terdapat peristiwa besar.”
Pada hari bersejarah itu, bendera keadilan telah terlipat di alam kesedihan, tonggak-tonggak kebenaran telah roboh, dan cahaya yang telah menyinari alam telah lenyap. Beliaulah yang telah berhasil mengubah perjalanan hidup umat manusia dari kezaliman yang gelap gulita kepada kehidupan sejahtera yang penuh dengan peradaban dan keadilan.
Dalam kehidupan ini, suara para tiran musnah dan jeritan orang-orang jelata mendapat perhatian. Seluruh karunia Allah Swt terhampar luas untuk hamba-hamba-Nya dan tak seorang pun memiliki kesempatan untuk menimbun harta untuk kepentingannya sendiri.
Baqir Syarif Qurasyi, Riwayat Hidup Para Imam Suci Ahlulbait as
Baca juga : Hari Kesyahidan Imam Ali Ridha