14 Manusia Suci
Kesyahidan Utusan Imam Husain
Kesyahidan Utusan Imam Husain
Rombongan Imam Husain as bertolak dari Mekah menuju Irak. Ketika tiba di dearah bernama Hajiz, surat Muslim bin Aqil sampai ke tangan Imam Husain as. Di dalamnya tertulis, “Masyarakat (Kufah) memberi sambutan baik dan mereka semua menunggu kedatangan Anda….”
Imam Husain as menulis surat untuk para pengikut beliau di Kufah. Lalu surat itu diserahkan kepada Qais bin Musahhar Shaidawi, untuk dibawa ke Kufah dan diserahkan kepada pemuka Syiah. Dalam surat itu tertulis, “Bismillah al-Rahman al-Rahim, dari Husain untuk saudara seiman, assalamu’alaikum. Kami bersyukur kepada Allah yang Mahaesa, amma ba’du: Surat Muslim bin Aqil telah saya terima, yang isinya menjelaskan kebaikan pandangan kalian, dan kesiapan kalian membantu kami dan menuntut hak kami. Saya memohon kepada Allah agar usaha kita dapat berjalan lancar dan memberi kalian pahala. Pada hari Selasa tanggal delapan Dzulhijjah, saya keluar dari Mekah. Tatkala pembawa surat ini (Qais) sampai di sisi kalian, bersatulah dan bersiap-siaplah. Insya Allah pada hari-hari ini saya akan datang menemui kalian. Salam, rahmat, dan berkah Allah senantiasa menyertai kalian.”
Qais bertolak ke Kufah. Sesampainya di Qadisiyah, ia ditangkap orang-orang yang dipimpin Hashin bin Numair. Lalu ia dibawa ke hadapan Ibnu Ziyad. Di tengah perjalanan ia mengeluarkan surat Imam Husain as yang dibawanya dan dirobek-robeknya. Tatkala sampai di hadapan Ibnu Ziyad, terjadilah dialog.
Baca juga : Hak Teman Seperjalanan
Ibnu Ziyad bertanya, “Siapakah kamu?”
Qais menjawab, “Seorang pengikut Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.”
Ibnu Ziyad bertanya, “Mengapa engkau meobek-robek surat itu?”
Qais menjawab, “Supaya engkau tidak mengetahui apa yang tertulis dalam surat itu.”
Ibnu Ziyad bertanya, “Dari siapakah surat itu dan untuk siapa?”
Qais menjawab, “Dari Imam Husain untuk perkumpulan masyarakat Kufah.”
Ibnu Ziyad bertanya, “Apa nama perkumpulan itu?”
Qais menjawab, “Aku tak tahu.”
Ibnu Ziyad gusar dan berkata, “Naiklah ke ketinggian itu, dan caci makilah si pembohong anak pembohong Husain bin Ali.”
Qais pun melaksankan perintah itu. Setelah mengungkapkan pujian kepada Allah Swt, ia berkata, “Wahai manusia! Husain bin Ali ini adalah anak Fathimah, sebaik-baik makhluk Allah. Aku adalah utusannya untuk kalian. Di Hajiz, aku berpisah dengannya. Sambutlah ajakan Imam!” Kemudian ia mengutuk Ibnu Ziyad serta ayahnya dan memohon ampun untuk Imam Ali bin Abi Thalib as.
Kemudian Ibnu Ziyad memerintahkan membawa Qais ke atap istana dan melemparkannya ke tanah. Akhirnya, ia pun mereguk kesyahidan.
Muhammad Muhammadi, Cerita-Cerita Hikmah
Baca juga : Saya Ingin Jadi Hamba Allah