14 Manusia Suci
Kebaikan Hati Imam Ali terhadap Ibnu Muljam

Ahlulbait Indonesia – Ibnu Muljam berhasil ditangkap oleh Sha’sha’ ibn Shuhan dan segera dibawa ke hadapan Imam Ali a.s. Kedua tangannya terikat di belakang. Ketika melihatnya, Imam Ali a.s. menyadari bahwa tali yang mengikatnya telah melukai kulitnya hingga terkelupas. Meski dalam keadaan luka parah di leher dan kepala yang hampir merenggut nyawanya, Imam tidak menunjukkan rasa peduli terhadap penderitaannya sendiri.
Imam seolah melupakan percobaan pembunuhan yang dilakukan Ibnu Muljam terhadapnya. Sebagai pribadi yang membenci segala bentuk kezaliman, Imam Ali a.s. menolak perlakuan kasar terhadap siapa pun, termasuk terhadap orang yang hendak membunuhnya. Ia memerintahkan kaum Muslim untuk melonggarkan ikatan tangan Ibnu Muljam dan memperlakukannya dengan baik.
Baca juga : Karakter dalam Diri Imam Ali
Kebaikan hati Imam Ali a.s. begitu menyentuh hati Ibnu Muljam. Air matanya pun menetes, membasahi kedua pipinya. Dengan suara lirih, Imam berkata, “Terlambat untuk menyesalinya sekarang. Engkau telah terlanjur melakukan perbuatan jahatmu. Apakah aku seorang Imam yang jahat atau seorang penguasa yang zalim?”
Dengan napas tersengal, Imam Ali a.s. kembali memberikan perintah tegas agar si pembunuh tidak disiksa. Jika ahli warisnya menghendaki hukuman mati, maka eksekusi harus dilakukan dengan satu tebasan pedang, tanpa penyiksaan. Selain itu, jasadnya tidak boleh dirusak, keluarganya tidak boleh menanggung penderitaan akibat perbuatannya, dan hartanya tidak boleh disita.[]
Sumber: M. Askari Jafari, Gold Profile of Imam Ali
Baca juga : Imam Ali Selalu Menunggu Kesyahidannya