14 Manusia Suci
Karakter dalam Diri Imam Ali

Ahlulbait Indonesia – Dalam diri Imam Ali a.s., kita menemukan perpaduan karakter seorang filsuf, pemimpin sosial, sufi, serta berbagai sifat luhur yang dimiliki para nabi. Sekolah pemikirannya adalah sekolah akal dan intelektual, sekolah kepasrahan dan disiplin, serta sekolah kebajikan, keindahan, cinta, dan pergerakan. Sebelum menjadi pemimpin bagi orang lain dan menegakkan keadilan bagi mereka, Imam Ali a.s. terlebih dahulu menegakkan keadilan dalam dirinya sendiri. Beliau adalah sosok yang harmonis, seimbang, dan mencerminkan seluruh kesempurnaan manusiawi.
Imam Ali a.s. memiliki pemikiran yang mendalam dan visi yang jauh ke depan, dipadukan dengan kasih sayang yang lembut dan melimpah. Kesempurnaan beliau tidak hanya terwujud dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam fisik dan jiwanya. Pada malam hari, dalam salat dan munajatnya, beliau memutuskan diri dari segala urusan duniawi untuk tenggelam dalam ibadah.
Baca juga : Kebaikan Hati Imam Ali terhadap Ibnu Muljam
Di siang hari, orang-orang menyaksikan kedermawanan serta kelembutan sikapnya, mendengarkan nasihat-nasihatnya yang penuh hikmah, serta meresapi kata-kata bijaknya. Pada malam hari, bintang-bintang menjadi saksi atas air mata yang mengalir dalam doa-doanya, dan langit mendengar lantunan cinta yang beliau panjatkan kepada Tuhan.
Imam Ali a.s. adalah seorang alim dan arif, seorang sufi sekaligus pemimpin sosial, seorang zahid dan prajurit, hakim dan pekerja, khatib dan penulis. Singkatnya, beliau adalah manusia sempurna dengan segala daya tariknya, yang menyinari kehidupan umat dengan kebijaksanaan, keteguhan, dan kasih sayang. []
Sumber: Murtadha Mutahhari, Ali bin Abi Thalib di Hadapan Kawan dan Lawan
Baca juga : Imam Ali Selalu Menunggu Kesyahidannya