14 Manusia Suci
Imam Muhamamd Jawad, Kebanggaan Sang Ayah Sejak Kecil
Imam Muhamamd Jawad, Kebanggaan Sang Ayah Sejak Kecil
Suatu hari, Imam Kesembilan kita, Imam Muhammad Jawad as saat masih belia, berdiri di tepi jalan, tempat beberapa anak sedang bermain. Penguasa pada masa itu, Makmun, sedang pergi berburu dan melintasi jalan itu bersama para pengawalnya. Semua anak yang bermain di jalan itu berlarian menjauh dari tempat itu saat melihat pengawal sang penguasa. Namun Imam Jawad as tetap tidak bergeming dari tempat itu.
Makmun meminta rombongannya berhenti dan bertanya kepada Imam Muhamnad Jawad as, mengapa ia tidak kabur sebagaimana anak yang lain. Imam Muhamnad Jawad as menjawab bahwa ia tidak melakukan kesalahan dan jalan tempatnya berdiri cukup luas untuk digunakan bersama. Makmun sangat terkejut mendengar jawaban matang ini. Karena itu, ia bertanya, gerangan siapa anak itu. Anak tersebut menjawab, “Aku adalah Muhammad putra Ali Ridha as.”
Baca juga : “Jaminkan Untukku Satu Perkara, Aku Jamin Untukmu Tiga Perkara!”
Sang penguasa berlalu meneruskan aktivitas berburu, dan pada hari itu, elangnya menangkap mangsa yang tidak biasa. Mangsa elang kali ini adalah seekor ikan kecil. Tatkala kembali dari berburu, Makmun melewati jalan yang sama dan masih melihat Imam Muhammad Jawad as berdiri di sana.
Makmun ingin menguji ilmu pengetahuan Imam Muhammad Jawad as dan menyembunyikan ikan tangkapannya di tangannya lalu bertanya kepada Imam Muhammad Jawad as, “Apakah engkau dapat memberitahuku, apa yang ada dalam genggamanku?” Imam Muhammad Jawad as menjawab, “Allah menciptakan gugusan awan di antara langit dan bumi. Elang-elang raja kadang-kadang menangkap ikan dalam gugusan awan ini dan membawanya ke hadapan raja. Mereka menyembunyikan ikan itu dalam genggamannya dan mencoba menguji ilmu para Imam dari keluarga Rasulullah.”
Makmun mengetahui apa yang dikatakan Imam Muhammad jawad as dan berkata, “Sesungguhnya engkau adalah putra berharga ayahmu.”
Ma’sumah Jaffer, Kisah-kisah Teladan dari Para Imam Maksum as
Baca juga : Para Tamu itu Istimewa