14 Manusia Suci
Imam Ali Selalu Menunggu Kesyahidannya

Ahlulbait Indonesia – Imam Ali a.s. hadir membela Nabi Muhammad SAW dalam Perang Uhud. Dalam pertempuran yang menyebabkan kekalahan akibat kelalaian sebagian Muslim itu, banyak mujahid gugur syahid, termasuk paman Nabi, Hamzah. Imam Ali a.s., bersama segelintir Muslim lainnya, mempertaruhkan nyawa demi melindungi Rasulullah SAW dari serangan musuh.
Setelah perang berakhir, Imam Ali a.s. menyaksikan sekitar 70 orang Muslim syahid, sementara dirinya terluka parah. Namun, bukan luka yang membuatnya bersedih, melainkan kenyataan bahwa ia belum meraih kesyahidan seperti para mujahid lainnya. Menyadari hal itu, Rasulullah SAW pun bersabda, “Aku kabarkan berita besar untukmu, engkau akan syahid nanti.”
Baca juga : Peristiwa Duka di Bulan Ramadhan
Sejak saat itu, Imam Ali a.s. senantiasa menantikan kesyahidannya di jalan Allah SWT. Ia selalu mengingat sabda Rasulullah SAW tentang takdir yang akan menjemputnya. Suatu hari, Rasulullah SAW berkata kepadanya,
“Ya, itu pasti akan terjadi, tetapi bagaimana dengan kesabaranmu?
Dengan penuh keyakinan, Imam Ali a.s. menjawab,
“Saat itu tiba, bukan kesabaran yang dibutuhkan, melainkan kabar gembira.”
Dua hari sebelum kesyahidannya, pedang beracun Ibnu Muljam menebas kepala Imam Ali a.s. saat beliau tengah menunaikan salat. Dalam keadaan terluka parah, beliau masih sempat mengucapkan, “Demi Tuhan Ka’bah, aku bahagia.” Ya, Amirul Mukminin telah syahid di jalan Allah SWT, tanpa sedikit pun rasa takut menyambut kematiannya.[]
Sumber: IRIB Indonesia
Baca juga : Imam Hasan Mujtaba: Perdamaian untuk Melindungi Kaum Syiah dari Tantangan Zaman