14 Manusia Suci
Biografi Imam Muhammad Jawad as
“Tambahan nikmat dari Allah tidak terputus selama rasa syukur hamba tidak terhenti.” (Imam Muhammad Al-Jawad a.s.)
Imam Muhammad Al-Jawad a.s.
Nama : Muhammad
Gelar : Taqi dan Jawwad
Ayah : Imam Ali Ar-Ridha as.
Ibu : Khaizran/Subaikah/Raihanah
Kelahiran : Tahun 195 Hijrah
Masa Imamah : 17 Tahun
Kesyahidan : Tahun 220 H
Makam : Kota Kadzimain. Irak
Jumlah anak : 4 orang (2 laki-laki dan 2 perempuan)
Biografi Singkat Imam Muhammad Al-Jawad a.s
Berkenaan dengan tanggal kelahiran Imam Jawad a.s. terdapat perbedaan pendapat yang tajam di antara para ahli sejarah. Menurut pendapat yang masyhur, ia dilahirkan di Madinah pada tanggal 10 Rajab 195 H. Julukannya adalah Abu Ja’far, ayahnya adalah Imam Ali Ridha a.s dan ibunya adalah Subaikah yang dikenal dengan julukan Khizran.
Imam Jawad a.s hidup sezaman dengan Ma’mun dan Mu’tashim Al-Abasi. Mu’tashim berhasil meracun Imam Jawad melalui perantara istrinya sendiri, Ummul Fadhl yang juga putri Ma’mun. peristiwa itu terjadi ketika Imam a.s berusia 25 tahun. Imam masuk kota Baghdad pada hari 28 Muharram tahun 220 H dan beliau meninggal pada akhir bulan Dzul Qo’dah, tahun 220 H di Baghdad. Disebutkan dalam sebagian referensi bahwa hari dan tanggal syahadah beliau adalah 5 atau 6 Dzul Hijjah, dan dalam sebagian yang lain adalah akhir bulan Dzul Hijjah.
Ma’mun yang ketika itu berusaha untuk memadamkan gelombang protes yang muncul atas nama Syi’ah, ia bersikeras untuk mendekatkan Imam Jawad a.s ke keluarga istana. Tujuan utamanya adalah ia ingin mengasingkan Imam. Tetapi, ia harus menjalankan niatnya tersebut dengan cara supaya para pendukung Imam a.s tidak murka. Dengan demikian, Ma’mun mengawinkan putrinya, Ummul Fadhl denganya sebagai taktik lama politiknya yang selama ini sudah beberapa kali diuji keampuhannya. Dengan taktik ini, Ma’mun -secara lahiriah- di samping mendapat rekomendasi dari Imam Jawad a.s. atas segala perilaku yang pernah dilakukannya, ia juga dapat menyeret Imam a.s. untuk hidup di dalam istana yang penuh dengan segala kemewahan. Akan tetapi, Imam Jawad a.s bersikeras untuk pulang ke Madinah supaya segala rencana yang telah diatur oleh Ma’mun tersebut berantakan dan keabsahan pemerintahannya dipertanyakan.
Baca juga: Biografi Singkat para Imam Ahlul Bayt
Imam Jawad a.s meneruskan program ayahnya dalam berdakwah dengan menyadarkan masyarakat secara ideologi. Ia mengundang fuqaha’ dari berbagai penjuru negeri islam untuk berdiskusi dengan tujuan supaya mereka dapat mengambil pelajaran dari petunjuk-petunjuknya.
Syaikh Mufid berkata: “Ma’mun sangat menyukai Imam Jawad a.s. karena ia dengan usia yang begitu muda sudah berhasil menjadi orang baik dalam bidang keilmuan maupun dalam etika. Dalam bidang hikmah dan kesempurnaan akal, ia telah berhasil sampai kepada satu tingkat yang para ulama kaliber pada masanya tidak mampu menyamainya.”
Belianya usia Imam Jawad a.s. adalah sebuah mukjizat yang (dengan keluasan pengetahuan yang dimilikinya) sangat mempengaruhinya para penguasa saat itu. Ketika ayahnya syahid, ia hanya berusia kurang dari 8 tahun. Pada usia itu juga, ia harus memegang tampuk keimamahan.
Imam Jawad a.s selalu mengadakan hubungan erat dengan kekuatan masyarakat yang siap mendukungnya. Mu’tashim merasa khawatir dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Imam a.s. Oleh karena itu, ia memerintahkannya untuk kembali ke Baghdad. Begitu Imam Jawad a.s. memasuki kota Baghdad, Mu’tashim dan Ja’far, putra Ma’mun selalu membuat rencana untuk membunuhnya. Akhirnya pada akhir bulan Dzul Qa’dah 220 H. mereka berhasil melaksanankn niatnya tersebut.
Imam Jawad a.s. menjalani mayoritas kehidupannya pada masa Ma’mun. oleh karena itu ia tidak begitu banyak mendapat tekanan pada masa ini. Melihat kesempatan yang ada, ia menggunakannya dengan sebaik-sebaiknya untuk menyebarkan misi Islam.
(Sumber – Buku: Manusia Suci; Biografi Singkat, Mutiara Hikmah dan Adab Menziarahinya / Muhammad Taufiq Ali Yahya)