Ikuti Kami Di Medsos

14 Manusia Suci

Berita Imam Husain Menuju Kufah

Berita Imam Husain Menuju Kufah

Berita Imam Husain Menuju Kufah

Berita tentang perjalanan Imam Husain as menuju Kufah telah diketahui banyak orang. Bani Umayah pun merasa bingung dan gusar menentukan sikap. Petinggi penguasa saat itu diliputi kekuatiran dan ketakutan. Seluruh pasukan istana menggunjing berita sang pejuang agung Imam Husain as, hingga akhirnya berita tersebut terdengar oleh Ubaidillah bin Ziyad. Ia menyiagakan pasukan perangnya, mengatur strategi untuk mencegah Imam Husain as dan rombongan masuk ke Kufah.

Ia mengutus komandan pasukannya, Hushain bin Numair Tamimi untuk melaksanakan tugas penting tersebut. Ia pun mencari tempat strategis untuk dapat menaklukkan rombongan Imam Husain as, dengan menjadikan Qadisiyah sebagai tempat mencegat Imam Husain as dan rombongannya.

Qais bin Mushir Shaidawi berangkat membawa surat Imam Husain as Namun, setelah tiba di Qadisiyah, ia ditangkap oleh Hushain bin Numair dan diseret ke Ubaidillah bin Ziyad. Ubaidillah menyuruhnya naik mimbar dengan berkata, “Naiklah dan cacilah Husain si pembohong besar itu!”

Baca juga : Universalitas Arbain

Qais menaiki mimbar, memuji Allah Swt, dan bersyukur kepada-Nya lalu berkata,“Ini Husain bin Ali, putra Fathimah putri Rasulullah, sebaik-baik makhluk Allah telah mengutus aku sebagai delegasinya untuk memberitahukan kepada kalian bahwa beliau telah sampai di Hajir. Sambutlah kedatangannya yang tak lama lagi!”

Kemudian ia melaknat Ubaidillah dan beristigfar untuk Imam Ali bin Abi Thalib as. Menyaksikan itu Ubaidillah memerintahkan algojonya agar menyeret Qais ke menara istana dan melemparnya ke tanah. Remuklah tulang-tulang tubuh Qais. Ketika jatuh ke tanah dan tulang-tulangnya remuk, ia tidak langsung gugur dan sempat sekarat beberapa saat. Kemudian Abul Malik bin Umair Lakhmi mendekatinya dan menyembelihnya. Setelah kejadian itu, ia selalu dicela dan dilaknat karena perbuatannya. (Al-Irsyad, 2/71)

Sayyid Mundzir Hakim, Biografi Sang Syahid Karbala

Baca juga : Arbain, Puncak Kesempurnaan Asyura