14 Manusia Suci
Al-Quran Bicara Keagungan Sayyidah Fathimah
Sayyidah Fathimah Zahra as adalah putri Nabi teragung dan istri Imam pertama. Sosok pahlawan dan ibu yang menjadi hiasan mata sejarah kepemimpinan. Beliau adalah wajah yang menyinari risalah terakhir dan penghulu para wanita semesta alam. Beliau adalah wadah suci bagi keturunan suci dan tempat tumbuh terbaik bagi itrah sang Nabi saw. Al-Quran mulia telah mengekalkan pujian bagi manusia-manusia pilihan dalam ayat-ayatnya. Berikut beberapa ayat dari banyaknya kemuliaan yang dimiliki Sayyidah Fathimah as yang menjadi tanda bagi keagungan posisi dan dedikasinya dalam jalan kebenaran.
Surah al-Kautsar
Kautsar adalah kebaikan yang banyak di mana secara umum meliputi semua nikmat-nikmat Allah Swt pada Nabi-Nya Muhammad saw. Berdasarkan sebab-sebab turunnya ayat seperti disebutkan para ahli tafsir, ayat terakhir dari surah al-Kautsar juga secara jelas memberi isyarat bahwa nikmat ini berkaitan dengan banyak dan tak putusnya keturunan Rasulullah saw. Seluruh dunia mengetahui bahwa keturunan Rasulullah saw berlanjut melalui putrinya Fathimah as seperti banyak dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw.
Para mufasir sepakat sebab turunnya surah al-Quran ini adalah tanggapan atas ucapan Ash bin Wail ketika ia berkata pada para pemua Quraisy, “Sesungguhnya Muhammad tidak punya keturunan lagi, juga tidak punya anak yang akan menjadi penerusnya. Jika dia mati maka garis keturunannya akan terputus, kalian patut merasa kasihan padanya.”
Surah ad-Dahr
Pernah suatu Ketika Imam Hasan dan Imam Husainjatuh sakit lalu Rasulullah sawbersama sekelompok sahabat datang menjenguk mereka. Mereka berkata pada Ali as, “Wahai Abal-Hasan, alangkah baiknya jika engkau bernazar untuk kesembuhan kedua putramu itu.”
Imam Ali, Fathimah as, dan Fidhdhah pun bernazar untuk berpuasa selama tiga hari jika keduanya sembuh. Keduanya pun sembuh tetapi saat itu tidak ada makanan sedikit pun pada mereka. Imam Ali as lalu meminjam tiga shak gandum pada Syam’un Khaibari. Namun Ketika hendak berbuka seorang pengemis, mereka lalu memberikannya, begitu sampai hari ketiga datang seseorang yang terus meminta hingga tidak tersisa. Esok harinya di hari keempat, di pagi hari, Ali as menemui Nabi saw sambil menuntun Hasan dan Husain. Nabi memandang mereka. Tubuh ketiganya tampak gemetar seperti anak burung menahan lapar. Beliau saw lalu mengajak mereka menjumpai Fathimah as. Saat itu, putri nabi sedang berada di mihrabnya, kulit perutnya hampir menyentuh punggungnya, kedua matanya terpejam. Hati Rasul terenyuh tak terperi. Sang Jibril pun turun menyapa, “Angkatlah putrimu wahai Rasul Allah, Allah Swt telah bertahniah (mengucap selamat) bagi Ahlulbaitmu.” Jibril lalu membacakan surah ad-Dahr kepada Rasulullah.
Ayat Tathhir
Wahyu berupa ayat Tathhir diturunkan pada Rasulullah saw ketika beliau sedang berada di rumah Ummu Salamah. Ketika itu, Rasulullah saw mengumpulkan kedua cucunya Hasan dan Husain beserta Ali dan Fathimah as. Rasulullah saw menutupi dirinya bersama mereka dengan selimut sebagai pembeda antara mereka dan istri-istrinya. Allah Swt menurunkan ayat, Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian Ahlulbait dan menyucikan kalian sesuci-sucinya.”
Mereka akan selalu berada dalam kesucian. Rasulullah sawtidak hanya menjelaskan kekhususan ayat yang turun untuk mereka saja, beliau juga mengeluarkan tangannya dari balik selimut menengadah ke langit dan berdoa, “Ya Allah, mereka adalah Ahlulbaitku. Lepaskanlah kotoran dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci sucinya.”
Rasulullah saw mengulanginya sementara tak jauh dari situ ada Ummu Salamah yang mendengar dan melihat mereka. Ummu Salamah datang menyusul dan berniat masuk ke dalam selimut sambil berkata, “Apakah aku bersamamu Wahai Rasulullah?” Rasulullah saw menarik tangannya dan bersabda, “Tidak, sesungguhnya engkau senantiasa berada dalam kebaikan.”
The Ahl-ul-Bayt World Assembly, Fathimah Zahra