Berita
Waspada Reproduksi Terorisme Al-Qaeda dan ISIS
Makin santernya gerakan takfiri dan terorisme di berbagai pelosok dunia membuat banyak pihak waspada, termasuk Indonesia. Menyikapi hal ini, Senin (23/2) Universitas Indonesia menyelenggarakan seminar dan bedah buku “Al-Qaeda: Kajian Sosial Politik, Ideologi dan Sepak Terjangnya” karya KH. Drs. As’ad Said Ali, mantan pejabat BIN sekaligus Waketum PBNU di Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Dalam sambutannya, As’ad Ali menyebutkan bahwa jika negara dan semua lapisan masyarakat tidak waspada dan melawan takfirisme dan mencegah tindakan terorisme, lima tahun ke depan bangsa Indonesia bisa bernasib seperti Libya, Suriah, dan Irak.
“Al-Qaeda dan ISIS sama saja (bahayanya). Untuk kajian memang beda. Tapi praktek di lapangan itu mereka sama,” ujar As’ad Ali.
Menyikapi makin gencarnya propaganda dan fitnah sektarian Sunni-Syiah di Indonesia, Mantan Wakil Kepala BIN urusan Timur Tengah ini menyebutkan hal itu berkaitan dengan ISIS. Menurutnya pintu masuk terorisme ala al-Qaeda dan ISIS ini salah satunya lewat isu sektarian Sunni-Syiah.
“Takfirisme dan terorisme ini masuknya lewat isu sektarian Sunni-Syiah,” tegas As’ad Ali.
“Sebenarnya Syiah-Sunni itu kan gak ada apa-apanya di antara kita. Tapi dipolitisir. Syiah di Indonesia itu kan deket dengan NU. Selama itu soal keagamaan dan sosial gak mengkhawatirkan. Masalahnya kalau jadi bagian politik, jadilah kekerasan konflik,” terangnya.
Bom Waktu
Sedangkan menurut Imdadun Rahmat, M. SI, Komisioner Komnas HAM RI, bahaya takfirisme dan terorisme ini, jika tidak dicegah akan menjadi bom waktu. Terutama dari adanya laporan 500 WNI yang ikut berbaiat dan mendukung ISIS.
“Mereka yang mendukung al-Qaeda atau ISIS ini, 5-10 tahun lagi mereka akan kembali ke Indonesia dengan membawa faham ultranasional yang keras, yang takfiri, yang tak indahkan hukum internasional,” ujar Imdadun.
“Buku Pak As’ad Ali ini adalah warning bagi kita. Bahwa 5-10 tahun lagi mereka akan kembali membawa paham kekerasan di negeri ini,” pungkas Imdadun. (Muhammad/Yudhi)