Berita
Urgensi Kemunculan Imam Mahdi di Tengah Kekacauan Dunia
Ketika kita sedang berada dalam siraman cahaya, jarang sekali kita merasakan nilai cahaya itu. Kita baru bisa memahami nilai hakiki cahaya ketika kita berada dalam kegelapan. Ketika matahari memancarkan cahayanya di langit terbuka, sedikit sekali perhatian kita kepadanya. Namun ketika dia tersembunyi di balik awan serta cahaya dan panasnya tertunda atau terhalang dari segala sesuatu dalam waktu yang lama, kita pun akan mengetahui nilainya.
Kita, sesungguhnya, merasakan urgensi kemunculan matahari wilayah (kepemimpinan) di waktu yang kita mengetahui di dalamnya kondisi-kondisi dan situasi-situasi buruk sebelum kemunculan. Kita juga memahami syarat-syarat sulit untuk zaman itu. Gambaran umum yang diambil untuk zaman itu dari sejumlah riwayat adalah sebagai berikut:
Sebelum kemunculan Imam Zaman as, tersebar merata fitnah dan kebingungan, kekacauan dan huru-hara, peperangan, gangguan keamanan, tiadanya keadilan, pembunuhan dan pembantaian-pembantaian serta permusuhan di segala tempat, dan bumi yang penuh dengan kezaliman dan kesewenangan. Peperangan-peperangan berdarah berkobar di antara bangsa-bangsa dan negeri-negeri dunia. Banyak pembunuhan terjadi secara keji dan bahkan brutal.
Harta-harta dan jiwa-jiwa manusia dari berbagai bangsa kehilangan keamanannya. Jalan-jalan menjadi tidak aman. Ketakutan, keterasingan, dan kecemasan rnelanda umat manusia. Banyak terjadi kematian cepat dan mendadak. Anak-anak yang tidak berdosa dibantai dengan aneka jenis siksaan yang sangat buruk oleh para penguasa lalim.
Para perempuan hamil diganggu di jalan-jalan raya. Penyakit-penyakit kronis dan mematikan bertebaran. Terkadang itu terjadi sebagai akibat membusuknya jasad-jasad yang terbunuh atau akibat penggunaan senjata-senjata biologi dan kimia. Kehidupan manusia terabaikan. Manusia mengeluh tentang sedikitnya bahan-bahan makanan, mahalnya biaya hidup, dan terjadinya paceklik. Tanah terhalang dari menerima benih serta dari pertumbuhan dan kehijauan.
Hujan tidak turun-turun, atau turun deras bukan pada waktunya hingga menyebabkan bencana (banjir). Sebagai dampak kekeringan maka kehidupan manusia menjadi sulit, hingga sebagian manusia demi mempertahankan kelangsungan hidup mereka menjual anak-anak gadis mereka dengan imbalan sedikit makanan.
Pada masa itu tidak ada kekuatan atau yayasan atau organisasi yang mampu mengekang pelbagai kecemasan, permusuhan dan pembunuhan, serta menimpakan atas para pelaku kezaliman dan orang-orang yang berkuasa balasan perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Tidak ada yang berdiri melakukan seruan demi pembebasan manusia. Tidak ada orang yang menyatakan akan bertindak untuk kebebasan umat manusia, atas para pengkhianat dan para pendusta, dengan suatu tindakan. Maka umat manusia memandang suram dengan mengharapkan kemunculan sosok pembaharu llahi, dan sebuah mukjizat yang muncul dengan kasih-sayang dan rahmat Allah.
Pada masa itulah, manakala keputusasaan melanda seluruh manusia, Imam Mahdi as yang dijanjikan muncul setelah bertahun-tahun berada dalam kegaiban dan penantian, demi kebebasan umat manusia. Seruan langit berkumandang di segala penjuru dunia; bahwa era para penguasa dan pelaku kezaliman telah berakhir serta menyampaikan berita gembira dengan lahimya era pemerintahan llahi yang adil, serta kemunculan Imam Mahdi as. Seruan langit ini menghidupkan ruh harapan dalam struktur tubuh manusia yang menghancurkan (kezaliman), serta menyebarkan ke tengah orang-orang yang tercerabut hak-haknya dan dizalimi, berita gembira ihwal suatu kebebasan.
Najmuddin Thabasi, Laga Pamungkas Duet Imam Mahdi & Isa al-Masih Memimpin Dunia