Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Tokoh Perempuan Indonesia Bicara Peran Kaumnya Di Era Global

Sepekan lalu, tepatnya tanggal 8 Maret 2016 merupakan Hari Perempuan Internasional. Tak mau melewatkan momen itu, Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Budaya (ILUNI FIB) UI, Depok menggelar seminar bertajuk “Menggali dan Mengasah Kepemimpinan Perempuan di Era Globalisasi yang Kompetitif” di Auditorium Gedung I Kampus FIB UI Depok, Selasa (15/3).

Adrianus L.G. Waworuntu, Dekan FIB dalam sambutannya bercerita, bahwa Hari Perempuan Internasional ini bermula dari peristiwa protes yang dilakukan buruh perempuan di New York pada 8 Maret 1857 yang ditanggapi represif oleh aparat keamanan. Perjuangan kaum perempuan menyuarakan hak-haknya mulai bangkit pada saat itu.

“Kemudian, pada tahun 1977 Majelis Umum PBB menetapkan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional,” kata Adrianus.

Sementara itu, Ratu Febriana Erawati, ketua ILUNI FIB UI menilai saat ini masih perlu adanya perkembangan perjuangan perempuan.

“Kekerasan verbal, fisik, dan ketidaksetaraan masih saja terjadi,” ungkap Febriana.

Hal itu pula yang melatarbelakangi pelaksanaan seminar kali ini dalam rangka meningkatkan pencapaian perempuan di bidang politik, ekonomi, sosial dan sebagainya.

Penulis Novel laris Ketika Mas Gagah Pergi, Helvy Tiana Rosa, menjadi salah satu pembicara dalam seminar itu. Kakak dari penulis ternama Asma Nadia ini berbagi spirit dan pengalamannya di dunia tulis-menulis. Kegemarannya menulis sudah ia rasakan sejak Sekolah Dasar. Kini, ia telah menulis 50 judul buku. Tak jauh beda dengan adiknya, Asma Nadia yang telah menulis 80 judul buku.

Menurut Helvy, perjalanan suksesnya tidak mulus begitu saja. Butuh perjuangan dan perjalanan panjang. Bahkan di awal memulai karirnya menulis, berkali-kali karya Helvy yang dikirim ke media tidak pernah mendapat respon, apalagi diterbitkan. Selain itu, terus berusaha dan konsistensi adalah jalan suksesnya. 

Terus menulis dan membaca, menurutnya, adalah kunci sukses bagi seorang penulis. Terutama membaca karya-karya pengarang ternama.

“Pengarang ternama tidak akan bisa menyembunyikan ilmu mereka dalam karya-karyanya,” kata Helvy, menjelaskan bahwa dengan membaca karya pengarang ternama itulah kita juga akan mendapatkan ilmunya.

Sebagian orang, kata Helvy, cenderung menunggu waktu luang untuk membaca. Padahal menurutnya,  tiap orang harus meluangkan waktu untuk membaca, bukan menunggu waktu luang untuk membaca.

Dalam seminar itu hadir pula beberapa narasumber lain yang memberikan banyak inspirasi seperti, Mien R. Uno (Presiden Direktur Sekolah Duta Bangsa), Rahma Landy (Presenter Berita NET TV), Velly Kristanti (Owner Klenger Burger), dan Anne Patricia (Praktisi Penyiaran). (Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *