Ikuti Kami Di Medsos

Berita

TMII Gelar Kirab Malam 1 Suro

Kirab-Budaya-TMIITerdapat banyak kisah dan cerita yang mengiringi bulan Muharam atau dalam penanggalan Jawa disebut bulan Suro. Beragam tradisi dan ritual; baik dalam hal agama maupun budaya selalu menghiasi bulan-bulan ini.
 
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) selaku miniatur yang menyimpan beragam budaya Indonesia menyambut khusus datangnya bulan ini. Tahun 2015 ini, tapatnya hari Selasa (13/10) pengelola TMII bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta beragam aliran kepercayaan menggelar Kirab Malam 1 Suro. Deretan tumpeng-tumpeng dengan aneka makanan telah tersedia menghiasi gedung Sasono Utomo TMII sore itu.
 
“Mereka mempunyai cara masing-masing untuk memvisualisasikan rasa syukurnya itu dengan membuat tumpeng-tumpeng atau persembahan. Karena di Indonesia itu identik ya, rasa syukur kita divisualisasikan lewat tumpeng karena di puncak tumpeng itu (terkandung makna) yang tertinggi, adalah junjungan terhadap Tuhan YME,” ungkap Erlina selaku koordinator acara.
 
Selain sebagai ucapan rasa syukur, Erlina yang merupakan staf khusus bidang budaya TMII mengatakan bahwa kirab juga bermakna penyatuan terhadap alam. “Kita bersatu dengan alam juga sebagai ungkapan rasa syukur. Berjalan beriringan secara teratur melewati rumah-rumah ibadah di TMII,” kata Erlina.
 
Acara yang sedianya diikuti beragam komunitas ini menurutnya mempunyai ciri khas tersendiri dalam meramaikan tradisi yang sudah mengakar di tanah Jawa ini.
 
Tradisi lain berupa mencuci keris yang memiliki filosofi mempersiapkan diri melawan segala bentuk penindasan, kejahatan, dan kesombongan, juga selalu hadir mewarnai bulan Suro.
 
Dalam tradisi Islam, bulan ini dikenal sebagai pergantian tahun baru. Arak-arakan atau pawai keliling dengan mengagungkan Asma Allah dan shalawatan juga mewarnai kemeriahan bulan Muharam.
 
Sedangkan bagi Muslimin bermazhab Syiah, bulan Suro (Asyuro) dikenal sebagai bulan duka yang dalam sejarahnya, pada bulan ini terjadi peristiwa memilukan yang menimpa keluarga Nabi saw. Di bulan itu, Imam Husein as cucu kesayangan Rasulullah beserta keluarga dan sahabatnya dibantai di tanah Karbala (Irak) dengan keji oleh sekelompok manusia yang juga mengatasnamakan diri mereka umat Muhammad saw.
 
Selain memperingatinya sebagai hari duka, kalangan Muslim dari mazhab Syiah juga menggunakan kesempatan ini untuk mereguk spririt perjuangan Imam Husein as dalam menegakkan agama Islam yang saat itu tengah diinjak-injak harkat dan martabatnya oleh penguasa. Spirit melawan segala bentuk penindasan, ketidakadilan dan spirit menegakkan ajaran Islam sesuai yang diwariskan oleh kakeknya, Muhammad Rasulullah saw. (Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *