Berlokasi di lantai 1, aula Perpustakaan Nasional, Jakarta beragam foto tentang kehidupan rakyat Palestina semenjak dijajah rezim Zionis Israel dipajang. Pameran foto bertajuk “The Long Journey” itu menampilkan beragam foto sejak tahun 1948 saat rakyat Palestina mulai mengungsi hingga foto terkini seperti selesainya pembangunan rumah sakit Indonesia di Gaza Palestina.
Semua foto merupakan hasil dokumentasi UNRWA (United Nations Relief and Works Agency For Palestine Refugees in the Near East) sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dibentuk oleh Majelis Umum di tahun 1949 yang diberi mandat untuk memberikan bantuan dan perlindungan terhadap pengungsi Palestina.
Sesuai informasi pada brosur, pameran foto diadakan dalam rangka memperingati Tahun Solidaritas Internasional Untuk Rakyat Palestina. Sebagaimana diketahui, PBB telah menetapkan tanggal 29 November sebagai Hari Solidaritas Palestina. Penetapan ini sempat mendapat kritikan dari aktivis pro-Palestina, Ir. Mujtahid Hashem yang juga Direktur Voice Of Palestine (VOP) Indonesia yang konsen menyuarakan kemerdekaan Palestina. Menurut Mujtahid, secara filosofi penetapan 29 November sebagai hari solidaritas Palestina kurang tepat, sebab bertepatan dengan itu PBB membagi tanah Palestina menjadi dua; Untuk bangsa Yahudi (Israel) dan untuk bangsa Arab (Palestina). Menurut Mujtahid seharusnya tanah Palestina seutuhnya milik bangsa Palestina dan tidak dibagi menjadi dua.
“Penetapan 29 November sebagai Hari Solidaritas Palestina kurang disambut baik oleh masyarakat dunia,” kata Mujtahid.
Mungkin hal itu juga yang terjadi dalam Pameran Arsip Foto yang digelar UNRWA di Perpustakaan Nasional Jakarta. Ketika ABI Press mendatangi pameran tersebut, tidak tampak banyak pengunjung yang melihat pameran itu. Beberapa pengunjung lebih memilih duduk-duduk membaca, selain ada juga yang sekadar berkunjung untuk menjadi anggota perpustakaan.
Tidak ada perwakilan dari UNRWA yang berada di lokasi pameran. Saat ABI Press berkunjung Selasa (9/12) siang pun tak mendapat keterangan perihal pameran foto tersebut. Arif Hidayat, salah satu penjaga perpustakaan menyatakan tidak tahu secara detail perihal tujuan pameran itu. “Pihak Perpusnas hanya menyediakan tempat,” tuturnya.
Ada seorang pengunjung yang terlihat serius memandangi foto-foto yang dipamerkan. ABI Press mendatanginya dan mengajaknya berbincang. Kepada ABI Press ia memperkanalkan diri, namanya Teuku Nasri Zaman. Pria kelahiran Aceh yang saat ini tinggal di Jakarta, dan menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Pascasarjana Aceh, Jakarta (Impas).
“Saya kagum terhadap solidaritas yang begitu besar dari masyarakat dunia, terutama Indonesia terhadap rakyat Palestina,” ungkapnya. Sebagai masyarakat Aceh, ia juga bangga karena masyarakat Aceh turut andil dalam memberikan kontribusi terhadap bangsa Palestina. Salah satunya diwujudkan dalam pemberian bantuan untuk rumah sakit Indonesia di Palestina. “Saya juga marah terhadap Israel, yang begitu kejam membantai rakyat Palestina,” pungkasnya.
Dari keterangan yang kami peroleh, acara Pameran Arsip Foto Palestina tersebut telah digelar sejak tanggal 6 Desember lalu dan rencananya akan berakhir tanggal 13 Desember 2014 mendatang. (Malik/Yudhi)