Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Teror Dunia dalam Sepekan Terakhir

Tujuh hari terakhir menjadi pekan mencekam bagi sebagian kota di belahan dunia. Serangan teror dan kekejaman sebagian penguasa dipertontonkan secara terbuka di beberapa negara dalam waktu berdekatan.

Berikut peristiwa yang berhasil dirangkum:

Filipina

Serangan teroris meningkat setelah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengumumkan keinginan memperkuat kerjasama dengan Rusia dan mulai meninggalkan Amerika, Minggu (21/5/17). Associated Press pada hari itu melaporkan, Duterte, menuturkan, Manila sudah mengubah kebijakan luar negerinya dan orientasinya tidak lagi ke Barat dan tidak akan membiarkan Amerika memperlakukan Filipina seperti jajahannya. Dua hari setelah itu Duterte berlakukan darurat militer di wilayah Mindanao, Filipina Selatan lantaran terjadi pertempuran sengit antara militer dan teroris.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyatakan, bentrokan sengit terjadi antara militer dan kelompok teroris menewaskan tiga aparat keamanan dan menciderai 12 lainnya. Pemerintah juga mengumumkan jam malam di selatan negara ini seiring dengan eskalasi bentrokan antara militer dan teroris.

Inggris

Bom Bunuh Diri terjadi di Manchester Arena, Inggris Senin (22/5/17). Bom meledak saat rangkaian tur konser penyanyi Amerika Serikat Ariana Grande bertajuk ‘Dangerous Woman 2017 UK Tour‘, berlangsung. Konser yang mayoritas didatangi oleh remaja tanggung tersebut menewaskan 22 orang dan melukai 60 orang lainnya.

Sejauh ini, kepolisian Manchester menyebut pelakunya bernama Salman Abedi, seorang warga Inggris keturunan Libya. Pemerintah Inggris mengklaim memiliki bukti bahwa Salman terkait dengan kelompok teroris ISIS.

Bahrain

Tanggal 23 Mei kemarin, rezim Al Khalifa memperlihatkan puncak kebiadabannya dengan menyerang rumah ulama paling senior dan panutan mayoritas umat Muslim Bahrain, Syeikh Isa Qassem. Serangan brutal tersebut dilaporkan merenggut nyawa lima orang dan melukai lebih dari 100 lainnya. Sekitar 300 orang juga ditangkap dalam insiden itu.

Penyerangan oleh aparat keamanan Bahrain merespon demonstrasi damai rakyat Bahrain saat menuntut keadilan. Sheikh Isa Qassem menjadi target kebrutaan rezim Al Khalifa lantaran dianggap sebagai penggerak massa.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, rezim ini telah melakukan berbagai represi terhadap warganya sendiri, yaitu dengan cara menangkap, menyiksa, mencabut kewarganegaraan bahkan membunuh rakyatnya sendiri,  tidak terkecuali anak-anak di bawah umur. Dalam semua aksi kekejaman itu, rezim Al Khalifa dibantu secara terbuka oleh militer Arab Saudi yang sejak 2011 menginvasi Bahrain.

Laporan berbagai lembaga pembela Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa para tahanan di penjara Bahrain diperlakukan secara biadab. Anak-anak yang ditahan diperkosa dan dicabuli hingga tewas.

Kekejaman ini menandakan bahwa rezim Al Khalifa telah mendapat lampu hijau dari dua tuan besarnya, yakni Amerika dan Inggris, dengan bantuan Arab Saudi untuk membungkam Syekh Isa Qasem untuk sekali dan selamanya.

Yaman

Arab Saudi melanjutkan serangan udaranya ke Yaman dan menyebabkan seoarang anak tewas dan beberapa orang terluka.

Seperti dilansir IRIB, Selasa (23/5/2017), jet-jet tempur Arab Saudi beberapa kali membombardir kota al-Mokha di barat daya Provinsi Taiz dan menyebabkan seorang bocah Yaman tewas.

Pesawat tempur Arab Saudi juga menarget sebuah mobil di al-Mokha dan menewaskan semua penumpangnya.

Di sisi lain, distrik Majz di Provinsi Saada pada Selasa menjadi target enam kali serangan udara jet-jet tempur rezim Al Saud. Pesawat tempur Arab Saudi juga menggempur distrik Jabal al-Haul di distrik Nihm, Sanaa.

Sebuah ledakan besar juga mengguncang kota Aden, selatan Yaman. Insiden ini terjadi di gudang senjata dan amunisi milik pasukan pendukung Abd-Rabbuh Mansur Hadi, Presiden Yaman yang telah mengundurkan diri. Dilaporkan bahwa beberapa warga sipil terluka dalam peristiwa itu.

Invasi militer Arab Saudi yang mendapat lampu hijau dari Amerika Serikat dimulai sejak Maret 2015 dan telah merenggut lebih dari 11.000 orang. Agresi ini juga telah menghancurkan insfrastruktur penting Yaman terutama rumah sakit, bandara, pelabuhan, sekolah, pabrik dan fasilitas publik lainnya.

Keterlibatan militer Amerika Serikat terbukti turut serta terlibat dalam memporak-porandakan negeri Yaman.

Press TV melaporkan, 30 tentara Amerika dan sejumlah tentara bayaran Arab Saudi yang menyerang desa Khatla, di Provinsi Marib berhasil dibunuh oleh pejuang Yaman.

Arab Saudi

Serangan aparat keamanan rezim Al Saud ke kota al-Awamiyah dan desa al-Mosara di timur Arab Saudi, pembakaran rumah-rumah penduduk, sekolah dan masjid di wilayah ini telah berlalu selama dua pekan, bahkan berlanjut hingga sekarang.

Seperti dilansir FNA, aparat keamanan Arab Saudi sejak Rabu (24/5/2017) pagi menyerang al-Dirah di timur negara ini. Mereka menggunakan berbagai jenis bom pembakar dan bahan peledak untuk menarget rumah-rumah penduduk di daerah ini. Akibatnya, sebuah tempat perbelanjaan terbakar dan warga tidak mampu untuk memadamkannya karena penutupan Pusat Pertahanan Sipil ditutup.

Aparat keamanan rezim Al Saud juga menggunakan kendaraan-kendaraan panser dan senjata untuk menembaki Hauzah Ilmiah Sheikh Nimr Baqir al-Nimr di desa bersejarah al-Mosara.

Desa al-Mosara di al-Awamiyah yang merupakan tempat kelahiran Sheikh Nimr, ulama terkemuka Syiah Arab Saudi yang menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan rezim Al Saud. Para pejabat Riyadh berusaha menghancurkan seluruh desa ini dengan dalih untuk pembangunan proyek.

Pasukan reaksi cepat Arab Saudi mengklaim bahwa desa yang berpenduduk Muslim Syiah tersebut harus segera dihancurkan untuk menangani ketidakamanan dan terorisme, sebab, desa itu menjadi inspirasi protes rakyat atas setiap ketidakadilan yang terjadi di Arab Saudi.

Sejak tahun 2011 dan pasca meluasnya demonstrasi rakyat untuk memprotes kejahatan dan penindasan yang dilakukan rezim Al Saud, kawasan timur Arab Saudi yang mayoritasnya penduduknya bermazhab Syiah sering menjadi sasaran serangan dan brutalitas aparat keamanan negara itu.

Thailand

Ledakan bom mengguncang Bangkok, ibukota Thailand terjadi hari Senin, (22/5/17). Sedikitnya 24 orang luka-luka akibat ledakan bom yang terjadi di sebuah rumah sakit itu.

Insiden ini tepat saat peringatan tiga tahun kudeta militer tahun 2014.

Belum ada pihak atau kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di Rumah Sakit Phramongkutklao, yang populer di kalangan pensiunan perwira militer tersebut.

Juru bicara pemerintah Sansern Kaewkamnerd mengatakan, sebanyak 24 orang luka-luka dalam insiden itu. Tidak disebutkan keterangan lebih detail mengenai kondisi para korban.

Palestina

Warga distrik Zionis menyerbu Masjid al-Aqsa dan menangkap tiga orang penjaga tempat suci ini.

Seperti dilansir kantor berita Palestina, Maan, ratusan warga distrik Zionis pada Rabu (24/5/2017) menyerbu Masjid al-Aqsa, melukai empat penjaganya dan menangkap tiga lainnya.

Sheikh Omar al-Kiswani, Direktur Masjid al-Aqsa mengatakan, lebih dari 700 warga distrik Zionis pada Rabu pagi menyerbu Masjid al-Aqsa, di mana jumlah ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut al-Kiswani, pernyerbuan tersebut memperoleh dukungan penuh dari aparat keamanan rezim Zionis Israel.

“Departemen Wakaf Islam Palestina mengungkapkan kekhawatiran atas penyerangan dan penangkapan para penjaga Masjid al-Aqsa,” ujarnya.

Warga distrik Zionis dengan dukungan penuh polisi Israel telah berulang kali menyerang Masjid al-Aqsa dengan tujuan menghapus identitas Islam dan Kristen Baitul Maqdis dan menggantinya dengan simbol-simbol Zionis.

Kekejaman terhadap rakyat Palestina terjadi hampir setiap hari sejak rezim Zionis Israel menjajah Palestina tahun 1948 lalu.

Suriah

Koalisi internasional pimpinan AS dalam sebuah pernyataan mengakui bahwa mereka telah menyerang pasukan pro-pemerintah Suriah yang sedang bergerak ke arah barat laut al-Tanf.

Televisi al-Alam melaporkan, Jumat (19/5/2017), koalisi pimpinan AS menganggap pergerakan pasukan pro-pemerintah Suriah di jalan al-Tanf sebagai ancaman bagi mereka dan sekutunya.

Sumber militer Suriah mengatakan bahwa tentara Suriah sedang berupaya memerangi terorisme di wilayahnya dan tidak ada yang berhak untuk menentukan jalan dan tujuan operasi militer melawan kelompok teroris, terutama Daesh dan Al Qaeda. Keterlibatan koalisi pimpinan AS di kawasan itu dinilai memperburuk kondisi Suriah yang tengah berupaya melawan pemberontak dan teroris.

Indonesia

Peristiwa teror teranyar datang dari tanah air tercinta, Indonesia. Rabu 24 Mei pukul 9 malam, dua bom bunuh diri meledak di Halte Transjakarta, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Akibat kejadian itu dilaporkan  tiga orang meninggal dan belasan lain luka-luka. Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas aksi keji yang dilakukan.

Entah rangkaian peristiwa itu saling terkait atau tidak, tetapi hakikat perbuatannya adalah sama-sama menciderai rasa kemanusiaan, rasa keadilan, dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.

(AM/berbagai sumber)

 

Pernyataan Sikap ABI Atas Kebrutalan Rezim Al Khalifa Di Bahrain

Pernyataan Sikap Ormas Ahlulbait Indonesia Tentang Bom Di Kampung Melayu

 

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *