Berita
Teladan Perjuangan dan Pengabdian Cokroaminoto
Sejarah bukan sekadar data dan kisah masa lalu. Dalam sejarah ada “cahaya” dan “api” menyala-nyala yang bisa kita ambil sebagai penerang jalan dan bekal untuk membangun masa depan.
Hal ini diutarakan Zawawi Imron dalam acara Sarasehan 110 tahun Kebangkitan Nasional Sarekat Dagang Islam (1905-2015) di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (16/10).
“Jangan sekali-kali meremehkan sejarah. Meremehkan sejarah akan membuat kita bingung membangun masa depan karena tak memperoleh keteladanan yang baik yang bisa kita dapatkan dari sejarah,” ujar Zawawi.
Zawawi mencontohkan bagaimana dengan sejarah kita bisa mendapatkan teladan dari tokoh-tokoh besar seperti Cokroaminoto, Agus Salim, Soekarno, dan tokoh besar lainnya.
“Apa yang membedakan kita dengan pahlawan bangsa seperti Cokroaminoto, Soekarno, Agus Salim itu? Ternyata bukan fisiknya, tapi semangatnya. Dari semangat hidupnya. Semangat untuk mengabdi,” tegas Zawawi.
Zawawi juga menyebutkan bagaimana pengorbanan Cokroaminoto, pendiri Sarikat Dagang Islam yang demi berbakti kepada masyarakat rela melepas atribut-atribut kepriyayiannya.
“Cokroaminoto itu rela meninggalkan kemewahan dan atribut-atribut untuk kepentingan rakyat. Ini yang mesti diteladani oleh generasi
muda.”
“Kita mesti mengambil apinya sejarah, bukan abunya sejarah,” tekan Zawawi. (Muhammad/Yudhi)