Berita
Tango Maut AS-al-Qaeda: Rencana Strategis Menguasai Dunia Islam pada 2020 (2)
Perhatian utama akan diberikan pada Syam (Suriah Raya yang mencakup Lebanon, Palestina dan Yordania). Inilah wilayah yang sesuai dengan berbagai nubuat yang diyakini kaum salafi-takfiri berasal dari Nabi ihwal yang bakal dilanda prahara pasca prahara serupa yang melilit Irak.
Bagian Kedua
Fase ketiga berlangsung dari 2007 sampai 2010. Dalam rencana strategisnya, fase ini disebut sebagai tahapan “bangkit dan berdikari”. Inilah tahapan pergerakan proaktif dalam tiap-tiap wilayah operasi al-Qaeda. Di fase ini, al-Qaeda akan mengalami lompatan besar sejalan dengan perubahan krusial di wilayah sekitar Irak. Perhatian utama akan diberikan pada Syam (Suriah Raya yang mencakup Lebanon, Palestina dan Yordania). Inilah wilayah yang sesuai dengan berbagai nubuat yang diyakini kaum salafi-takfiri berasal dari Nabi ihwal yang bakal dilanda prahara pasca prahara serupa yang melilit Irak.
Menariknya, rencana strategis al-Qaeda itu ‘kebetulan’ sejalan dengan desain besar sejumlah badan intelijen Barat, termasuk CIA, untuk menata ulang Timur Tengah Baru (The New Middle East) dengan membentuk negara-negara mini yang berwatak sektarian dan etnis. Dalam berbagai kesempatan, mantan penasihat Dewan Keamanan Nasional dan Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice, mengungkapkan tekad AS dan sekutunya untuk mengimpimentasikan desain tata ulang itu sejak tahun 2000-an. Ada apa di balik kesamaan rencana strategis antara Al-Qaeda dan CIA? Logika mengajarkan tak ada kebetulan di dunia ini.
Kembali soal rencana strategis al-Qaeda. Fuad Husein menyebutkan bahwa ide pembentukan Balatentara Syam (Jund Al-Syam) sebenarnya telah muncul sejak Al-Maqdisi dan Al-Zarqawi masih sama-sama berjihad di Afghanistan pada era 80-an. Invasi AS-NATO atas Afghanistan tahun 2001 sedikit menghambat persiapan pembentukan balatentara tadi. Tapi, setelah tahun 2004, sebagian besar pengusung ide tersebut telah menyebar kembali di Suriah, Lebanon dan Irak. Eks mujahidin yang dikenal dengan ‘Afghan Arab’ ini bertekad memanfaatkan peluang sekecil apapun demi merealisasikan ide pembentukan Balatentara Syam di Lebanon dan, tak lama setelah itu, di Suriah. (Catatan: Buku Fuad Husein tentang generasi kedua al-Qaedah terbit pada tahun 2005, jauh sebelum rangkaian peristiwa yang disebut dengan Arab Spring dan pemberontakan Suriah). Pada tahap ini, legitimasi al-Qaeda sebagai kepemimpinan umat yang sesuai syariat akan kian terkukuhkan.
Fase keempat bermula dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Pada tahap ini, al-Qaeda akan mengambil momentum berbagai pergolakan dan kekacauan yang meriap di Timur Tengah dan dunia Islam, terutama sekali di Suriah. Itulah sebabnya mengapa fase ini disebut sebagai tahap “pemulihan kesehatan”. Fase ini akan ditandai dengan keterlibatan langsung jaringan al-Qaeda dalam menjatuhkan rezim-rezim Islam, baik dengan bertempur secara fisik maupun non-fisik. Di tahap ini juga al-Qaeda akan menggerakkan mesin-mesin propagandanya untuk mengekspose fakta-fakta (atau tuduhan-tuduhan) tentang pengkhianatan dan penindasan rezim-rezim itu atas umat dan ketundukan mereka pada atau setidaknya persekongkolan mereka dengan AS.
Untuk mengisi fase ini, al-Qaeda merencanakan empat aksi: 1.Menguras energi umat dan berbagai lembaganya dalam perang panjang melawan AS, dus menghidupkan industri militer sejagat; 2. Menciptakan instabilitas di negara-negara penghasil minyak; 3. Menggunakan emas sebagai pengganti dolar dalam kegiatan ekonomi, demi melenyapkan kemungkinan pelacakan aliran dana dan sebagainya; dan 4. Memperbesar arus al-Qaeda di seluruh kawasan dunia Arab dan Islam. Jika empat cara itu berhasil, maka otomatis rezim-rezim Arab pro Barat akan kehilangan cengkramannya. Kekacauan (chaos) pun akan timbul, seiring dengan tumbuhnya keraguan pada kekuatan lama dan kebutuhan pada kekuatan baru. Di sini, al-Qaeda akan memfait-accompli dirinya sebagai kekuatan real yang harus diperhitungkan.
Fase kelima yang dimulai dari tahun 2013 sampai tahun 2016 akan ditandai dengan “deklarasi kekhalifahan atau negara Islam,” sebagai tujuan akhir gerakan al-Qaeda. Dalam pikiran para penyusun rencana strategis al-Qaedah itu, pada fase ini dunia akan menyaksikan transformasi radikal, dimulai dengan runtuhnya poros Anglo-Saxon dan munculnya kekuatan-kekuatan baru di dunia yang tidak secara langsung bermusuhan keras dengan umat, seperti India dan Cina, yang bakal bertandem dengan pertumbuhan eksponensial al-Qaeda di dunia, baik di dunia Islam maupun di dunia Barat dari kalangan imigran Muslim yang menetap di sana. [IT/MK] Bersambung.