Berita
Tangis Rasulullah untuk Kesyahidan Imam Husain
Suatu hari, Rasulullah saw memerintahkan Ummu Salamah untuk menjaga pintu rumah dan, “Jangan biarkan seorang pun masuk ke dalam!” perintah Rasulullah saw.
Ummu Salamah bergegas mengerjakan apa yang diperintahkan Rasulullah saw. Ia berdiri dan berjaga di depan pintu rumah. Namun, saat itu Imam Husain yang masih kecil memaksa masuk dan Ummu Salamah tak mampu mencegahnya. Ummu Salamah mengikutinya dan mendapati Imam Husain bersandar pada dada Rasulullah saw yang penuh berkah.
Namun, pada saat yang sama, Ummu Salamah menyaksikan Rasulullah saw menangis sambil memegang sesuatu di tangannya. Kemudian Rasulullah saw berkata, “Wahai Ummu Salamah, Jibril baru saja memberi kabar kepadaku bahwa Husain akan terbunuh.”
Kemudian Rasulullah saw meyodorkan tangannya sambil memberikan tanah yang ada dalam genggamannya, seraya berkata, “Jagalah tanah ini tetap bersamamu. Jika engkau melihat tanah ini berubah menjadi darah, ketahuilah bahwa ia telah terbunuh”.
Ummu Salamah menjawab, “Wahai Nabi Allah, mintalah kepada-Nya untuk mencegahnya terbunuh!”
Rasulullah saw menjawab, “Aku telah memintanya, tapi Allah telah mengungkapkan padaku bahwa ia akan menjadi orang yang kedudukannya paling mulia dan tak seorang pun yang mempu mencapai kedudukan itu. Ia akan memberikan syafaat bagi pengikutnya dan (Imam) Mahdi merupakan keturunannya. Maka berbahagialah orang-orang yang menjadi sahabat dan syiah (pengikut) Husain. Demi Allah, para pengikutnya akan diselamatkan di hari pengadilan kelak.”
Ummu Salamah menjaga amanat Rasulullah saw dengan menyimpan tanah yang diberikan kepadanya. Tanah itu dimasukkan ke dalam botol kaca. Setiap kali melihat tanah itu, ia berkata, “Duhai tanah! Hari saat engkau berubah menjadi darah akan menjadi hari yang sangat mengerikan.”
Selain Ummu Salamah, Abdullah bin Yahya juga meriwayatkan dari ayahnya bahwa pada perang Shiffin, ia bersama Imam Ali as. Ketika tiba di Ninawa (Naynawa), beliau as memanggilnya, “Wahai Aba Abdillah, bersiap-siaplah, bersiap-siaplah Aba Abdillah! Dekat dengan sungai Eufrat.”
Abu Abdillah bertanya, “Apa yang Anda maksud dengan kata-kata Anda itu?”
Imam Ali as menjawab, “Suatu hari, aku berkunjung ke rumah Rasulullah saw. Saat itu aku mendapati Rasulullah saw sedang menangis. Maka, aku tanyakan kepada beliau apa sebabnya.”
Rasulullah saw ketika itu menjawab, “Malaikat Jibril baru saja kemari dan menceritakan kepadaku bahwa Husan as akan terbunuh di tepian sungai Eufrat.”
Kemudian beliau melanjutkan, “Apakah engkau ingin mencium bau tanah suci tempat kesyahidannya?”
Lalu beliau menyodorkan segenggam tanah di tangannya dan mengatakan, “Karena itulah, aku menangis.”
Sumber: Ali Nazari Munfarid, Karbala Kisah Kesyahidan Cucu Nabi Saw, al-Husain as