Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Syeikh Muhammad Taufiq Al-Buthi: Sunni Syiah di Suriah Telah Hidup Damai Sejak 500 Tahun Lalu

Syeikh Muhammad Taufiq Al-Buthi berkunjung ke Universitas negeri Jakarta untuk mengisi seminar bertajuk “Tiga Maqashid dalam Pandangan Al-Buthi”. Perlu diketahui bahwa Syeikh Muhammad Taufiq Al-Buthi merupakan seorang ulama di Suriah yang juga adalah putra seorang ulama besar suriah, Syeikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi, yang syahid setelah terkena bom oleh kelompok teroris saat memberikan ceramah di salah satu masjid di Suriah.

Seminar yang berlangsung pada Sabtu malam itu menyajikan sesi tanya jawab antara pembicara dengan audiens yang hadir dalam acara seminar. Berikut adalah kutipan tanya-jawab tersebut:

Peserta: Kami mendengar kisah tentang Imam Ghazali dari para guru kami. Saat negaranya tengah mengalami gejolak, Imam Ghazali tidak membantu negaranya dan justru pergi ke suatu tempat untuk mengajarkan ilmu. Al-Ghazali mengajak orang-orang untuk belajar di saat negara dan rakyat tengah mengalami kekacauan. Dalam konteks ini, apakah tindakan Al-Ghazali bisa disebut sebagai jihad atau justru meninggalkan jihad? Bagaimana pandangan Anda tentang ini?

Syeikh Al-Buthi: Memiliki pengetahuan adalah hal yang sangat penting. Kebanyakan orang berbicara tentang jihad, tetapi tidak paham apa itu jihad, maksud dan tujuannya.

Jihad adalah berjuang. Imam Al-ghazali saat itu sedang berjuang membangun generasi masa depan yang justru melahirkan para mujahid yang luar biasa. Generasi yang berhasil dibangun oleh Al-Ghazali adalah generasi-generasi yang berhasil menghancurkan Bangsa Mongol, Tartar, dan Salibi. Imam Al-Ghazali membangun semangat jihad berdasarkan nilai-nilai ilmu pengetahuan. Imam Al-Ghazali berjihad untuk membangun semangat dan jiwa generasi penerus, bukan berjihad dengan membabi buta.

Semua kerusakan yang kami alami sekarang (di Suriah) dilakukan atas nama jihad. Masjid Khalid bin Walid yang luar biasa itu hancur atas nama jihad. Banyak orang terbunuh dan banyak generasi musnah atas nama jihad. Apakah jihad itu seperti ini?

Bahkan ada orang-orang yang menghalalkan zina atas nama jihad. Mereka menyebutnya jihad nikah. Mereka memberikan keluarga dan bahkan istrinya kepada orang lain, kemudian menyebut tindakan itu sebagai jihad. Apakah ini yang disebut jihad?

Kekacauan yang kami semua alami ( di Suriah) terjadi karena kebodohan dan hawa nafsu. Akibatnya, semua jadi tidak terkendali. Masing-masing pihak menganggap pendapatnya benar dan saling membantai. Bahkan ayah saya meninggal terbunuh atas nama jihad. Apakah ini yang disebut jihad?

Para ulama kami berusaha keras untuk mempersatukan orang-orang. Kami tidak tidak tahu siapa musuh kami sebenarnya, itu karena kebodohan.

Di dalam al-Qur’an dikatakan.. “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S Al-Taubah: 122)

Imam Al-Ghazali berusaha untuk menjaga generasi penerus agar tidak musnah dan habis akibat dahsyatnya kekacauan. Beliau justru hendak membangun generasi pembaharu yang berjihad dengan segenap kemampuan dan pengetahuan, serta ke depan bisa menjadi generasi pembangun.

Peserta: Saya pernah berkata kepada seorang guru yang bermazhab Syi’ah dalam keadaan marah dan menyalahkan, “ Semua kekacauan ini penyebabnya adalah kaum Syiah, Apakah benar Syiah adalah penyebab kekacauan (di Suriah)?” Bagaimana pandangan Syeikh tentang hal ini?

Syeikh Al-Buthi: Bukan!!! Ketahuilah bahwa musuh-musuh kita adalah orang-orang yang dibayar oleh Inggris.

Syiah sudah hidup bersama kami (Sunni) sejak 500 tahun lalu. Di Yaman, Syi’ah Zaidiyah sudah ada sejak 1000 tahun lalu. Tapi mengapa perang baru terjadi sekarang?

Semua berita tentang perseteruan Sunni-Syiah hanyalah propaganda negara-negara Eropa dan Amerika. Mereka menghembuskan ketakutan di kalangan Sunni supaya tidak keluar dari wacana kemazhaban. Sunni dan Syiah sengaja dibenturkan satu sama lain. Kita diadu domba agar timbul kegaduhan, permusuhan, dan pada akhirnya apa yang terjalin selama ini menjadi hancur.

Ada media yang menyebutkan bahwa kaum Syiah berkumpul di sekitar sumur air dan membantai semua orang Sunnah yang datang ke sumur itu. Akibatnya, kami ketakutan. Lalu, beberapa orang diam-diam melihat keadaan sebenarnya. Faktanya, tidak terjadi apa-apa. Ini sungguh luar biasa. Kami keluar dan melihat, ternyata tidak ada kejadian seperti yang diberitakan oleh media-media itu. Ini semua adalah ulah orientalis Barat. Mereka sebetulnya adalah musuh kami. Mereka sengaja mengadu-domba kami agar terjadi kerusuhan di tengah Muslimin.

Memang benar bahwa mereka adalah Syiah dan kami bukan. Tapi, kami dan mereka beribadah dengan keyakinan masing-masing. Tidak pernah terjadi perselisihan antara kami.

Orang-orang Eropa dan Barat sengaja mengacaukan semuanya agar terjadi kehancuran. Tapi kini, kami sudah cerdas. Kamu tahu siapa sebenarnya musuh kaum muslimin. Kami tahu bahwa ISIS dibuat oleh Amerika untuk menghancurkan kami. Begitu juga Hizbut Tahrir, mereka adalah organisasi buatan Britania. Semuanya dipersenjatai oleh Inggris. Mereka semua paham bahwa watak keras yang mudah mengkafirkan adalah semata-mata untuk menghalalkan darah kami. Semoha Allah menjaga kita semua dari kebodohan dan adu domba. [LI]

Tonton juga: Video: Syekh Al-Buthi “Tidak Ada Konflik Sektarian di Suriah”

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *