Berita
Syarat Terkabulnya Doa
Manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki hasrat dan keinginan. Kita seringkali menyaksikan ada sekelompok orang yang rela pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri, meninggalkan orang tua, dan kampung halaman, demi sampai pada keinginan dan cita-citanya. Sekelompok yang lain merelakan masa mudanya dengan bekerja agar bisa sampai tujuannya. Banyak lagi peristiwa lain tentang manusia dan keinginannya.
Namun di satu sisi, manusia adalah makhluk tak berdaya. Ada beberapa hal yang berada di luar kekuasaan dan jangkauannya. Contohnya, ketika manusia dihadapkan pada kebutuhan-kebutuhan mendesak yang berada di luar jangkauan atau kekuasaannya, atau mereka yang belum sampai pada cita-citanya padahal mereka sudah meluangkan banyak waktu untuk meraihnya, biasanya mereka akan berharap pada sebuah Kekuatan Maha Besar yang bisa membantu mereka. Nah dari sinilah kadang manusia, khususnya manusia beragama, kemudia berdoa.
Islam sendiri memandang berdoa adalah sebuah pekerjaan yang suci dan mulia dan Allah SWT akan mengabulkan doa seorang hamba-Nya. Ihwal ini tertulis dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 186, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Berkenaan ayat di atas, sahabat Imam Ridha as berkata kepada beliau, “Nyawaku sebagai tebusanmu, aku sudah beberapa tahun memohon sesuatu dari Tuhan dan dari penangguhan ijabah Tuhan terhadap doaku, menyebabkan keraguan dalam diriku.” Imam as berkata kepadanya, “Aku ingin lihat, apakah ketika aku berkata sesuatu kepadamu, engkau akan mempercayainya?” Sahabat Imam as menjawab, “Kalau aku tidak percaya pada perkataanmu, kepada siapa lagi aku akan percaya?” Imam as berkata, “Maka lebih percayalah kepada Allah SWT, karena Allah berfirman, Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku…[1]
Dari cerita singkat ini kita bisa mendapatkan pelajaran, bagaimana bisa kita percaya pada janji seorang manusia suci, namun tak percaya pada janji Allah SWT?
Dalam ayat lain disebutkan bahwa apabila seorang hamba tidak berdoa kepada Tuhannya maka ia tergolong orang-orang yang sombong dan akan masuk neraka Jahanam.
“Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”[2]
Selain dalam Alquran, berdoa juga merupakan sebuah pekerjaan yang dinasihatkan para Imam Maksumin as. Seperti Imam Ali as berkata bahwa siapa saja yang menginginkan sesuatu dari Tuhan, maka Dia akan mengizinkannya.[3]
Lalu apa saja syarat pengabulan doa menurut kalam Maksumin as sehingga kita bisa sampai pada tahap terpenuhinya hasrat dan keinginan kita?
1. Harus Mengenal Tuhan
Imam Shadiq as ditanya oleh sekumpulan orang, “Kenapa kami berdoa, namun tidak diijabah?” Imam menjawab: “Karena kalian berdoa kepada yang tidak kalian kenal.”[4]
2. Berusaha Dan Bekerja
Rasul saw bersabda, “Siapa saja yang berdoa tanpa amal, maka ia pergi memanah memakai busur tanpa anak panah.”[5]
3. Bertakwa dan Berhati Bersih
Imam Ali as berkata, “Yang terbaik dari doa adalah doa yang dipanjatkan dari seorang yang bertakwa dan berhati bersih.”[6]
Karena itu beramal baik dan bertakwalah, insya Allah doa kita cepat diijabah Allah SWT.
4. Doa Disertai Hadirnya Hati
Rasul saw bersabda, “Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak akan menerima doa yang dipanjatkan tanpa ada kehadiran hati di sana.”[7]
Adalah sebuah kebahagiaan jika sebagai manusia kita berdoa dan ternyata Allah SWT mengabulkan doa kita. Maka dari itu amalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh Maksumin as tentang doa, sebagaimana telah disebutkan di atas, jika doa kita ingin terijabah. (Sutia/Yudhi)
[1] Mizanul Hikmah, Jilid 4, hal 1657
[2] Surah Ghafir, ayat 60.
[3] Mizanul Hikmah, Jilid 4, Hal 1655
[4] Ibid hal 1657
[5] ibid
[6] Ibid, 1659
[7] ibid