Berita
Syarat Bagi Diterimanya Amal Ibadah
Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Zubair aI-Kufi meriwayatkan kepadaku, dengan izin untuk meriwayatkan dari Muhammad bin Yahya, saudara lelaki Mughallas, dari Ula bin Razin, dari Muhammad bin Muslim, dari satu di antara dua (Imam), salam atas mereka, dengan mengatakan bahwa aku berkata kepadanya, ‘Kami bertemu seseorang yang tengah khusyuk sekali melakukan amaI-amal ibadah, khidmat dan berupaya semaksimal mungkin (untuk mendapatkan rida Allah), namun dia bertentangan denganmu. Apakah itu membawa manfaat baginya?’
Dia menjawab, ‘Wahai Muhammad! Perumpamaan kami, Ahlulbait, adalah seperti sebuah rumah tangga di antara Bani Israil, yang siapa pun di antaranya berupaya dengan penuh dedikasi selama empat puluh malam, maka doanya dikabulkan. Di antara mereka ada seorang yang dengan aktif dan penuh semangat beribadah selama empat puluh malam, namun doanya tidak dikabulkan. Maka dia mendatangi Isa putra Maryam as, mengadu tentang situasi yang dihadapinya, dan memohon dengan sangat kepada Isa untuk mendoakan dirinya. Kemudian Isa as mengambil wudu, dan menunaikan salat. Allah mewahyukan kepada Isa, ‘Wahai Isa. sesungguhnya hamba-Ku ini datang melalui sebuah gerbang yang bukan gerbang untuk mencapai Aku. Dia berdoa sementara hatinya meragukanmu. Maka (meskipun) dia menyeru-Ku sampai lehernya putus dan jari-jemarinya lepas, Aku tak akan mengabulkannya!
Kemudian Isa menghampirinya dan berkata, ‘Engkau seru Tuhanmu, sementara hatimu meragukan Nabi-Nya?’
Dia menjawab, ‘Wahai Roh Allah, dan kalimat-Nya! Demi Allah! Itu adalah seperti apa yang kamu katakan. Sekarang, tolong berdoalah kepada-Nya memohon dijauhkan itu dariku.’ Kemudian Isa berdoa (untuknya) dan Allah menerima permohonannya, dan dia kembali lagi ke rumah tangganya.’ “Begitu pula dengan kami, Ahlulbait. Allah tidak menerima amal-amal ibadah dari seorang hamba yang meragukan kami.”