Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Sosok Sahaja Arif, Marbot Masjid Al-Mahdy Bekasi

Feature

Ukiran khas Jepara, Jawa Tengah menghiasi interior masjid yang memiliki luas bangunan dua kali lebih luas dari lapangan voli, sementara gaya bangunan masjid dengan paduan corak arsitektur Persia, Turki, Mesir dan Uzbekistan Bekasimembuat Masjid Al-Mahdy di Jati Rangon, Pondok Gede, Bekasi menjadi salah satu dari 100 masjid terindah di Indonesia.

Dalam setiap kemewahan dan tetap terjaganya keindahan, pasti ada peran seseorang di belakangnya, begitu juga dengan Masjid Al-Mahdy. Di masjid yang indah ini pun terdapat seorang  Muhammad Arif (32) salah satu pengurus masjid atau yang biasa disebut marbot, yang kesehariannya bertugas menjaga kebersihan Masjid Al-Mahdy beserta lingkungan sekitarnya yang memiliki luas sekitar tiga hektar tersebut.

Di awal pagi, lazimnya ayah dua orang anak ini memulai aktivitasnya menyapu lingkungan masjid, membersihkannya dari serakan dedaunan pepohonan yang tumbuh di sekitar masjid seperti pohon Palm, Rambutan, Sawo dan masih banyak lagi yang lainnya .

Mengambil keputusan menjadi marbot Masjid Al-Mahdy 4 tahun yang lalu bukanlah perkara mudah bagi Arif. Dia harus berhenti dari perusahaan peleburan baja, profesi yang telah dijalaninya selama 8 tahun. Apalagi gaji yang diberikan di Al-Mahdy hanya sepertiga dari jumlah pendapatannya saat bekerja di pabrik peleburan baja tersebut. Namun demi keinginannya untuk dapat bekerja di dekat rumah sekaligus mengabdikan diri pada agama Allah, Arif pun mantap dengan keputusannya tersebut.

Tahun pertama menjadi marbot merupakan hari-hari terberat bagi Arif, bagaimana tidak? Setiap kali ada kegiatan di masjid, Arif harus membersihkan sampah sisa kegiatan tersebut seorang diri.

marbot Masjid Al-Mahdy“Kadang ada rasa jengkel, ngambek, cemberut, sebab harus membersihkan tempat yang luas ini sendirian,” kisah Arif.

Namun hari demi hari ketika Arif semakin paham dan yakin bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk agama Allah, maka rasa jengkel itu pun perlahan namun pasti akhirnya sirna.

Ada kebiasaan unik yang dilakukan Arif tiap saat dirinya membersihkan lingkungan masjid. Dia kerap melantunkan bait-bait ayat Al-Qur’an yang terus diulang-ulang, sambil mencabuti rumput-rumput liar. Empat tahun terakhir ini ternyata Arif berusaha menghafal Al-Qur’an. Kendati tak memilki latar belakang pesantren, ternyata Arif tidak pernah putus asa untuk terus belajar. “Sekarang sudah hafal 4 juz, semoga sebelum 60 tahun saya sudah dapat menghafal semuanya,” terangnya.

Meninggalkan pekerjaan mapan dengan gaji yang cukup lumayan dan memilih jalan hidup menjadi pelayan di Rumah Allah membuat Arif semakin bersyukur. Dari senyum lebar yang menampakkan barisan gigi putih dengan gingsulnya, ditambah sorot mata yang  berbinar saat berbincang dengan ABI Press, mungkin bisa menjadi pertanda bahwa gaji perusahaan yang tiga kali lipat daripada upah ala kadarnya sebagai marbot, bukanlah segalanya bagi Arif.

Bahkan kini, berkat ketekunannya belajar Al-Qur’an, Arif memilki penghasilan tambahan di luar tugas utamanya sebagai marbot. Setiap sore ada sekitar 5 rumah yang didatanginhya untuk memberikan pelajaran membaca Al-Qur’an secara privat bagi warga sekitar yang membutuhkannya. Tidak hanya itu, kini Arif beserta istrinya juga membuka usaha warung nasi di dekat Masjid Al-Mady.

“Alhamdulillah kini saya dan istri juga berjualan nasi, apa yang saya dapat di Al-Mahdy sudah cukup untuk kami sekeluarga,” jelas Arif. “Saya bisa kredit motor sekarang,” lanjutnya dengan senyum dan binar mata bahagia.

Di tiap masjid yang berdiri megah dan bersih tak bisa dilepaskan dari jasa besar para marbot yang menjaga dan memeliharanya. Di sana ada bukti kerja keras dan keikhlasan para marbot seperti Arif, yang tak kenal lelah menjaga Rumah Allah itu.  Meski ironisnya, seringkali keberadaan mereka justru tertutupi oleh cerita keindahan dan kemegahan masjid tersebut. (Lutfi/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *