Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Sosok Abu Fadhl Abbas di Mata Para Imam a.s

Hasan Mujtaba as

Selama masa keimamahan Imam Hasan as, Abbas dengan segala kemampuan yang dimilikinya selalu berada pada jalan Imam Hasan a.s. Pada masa ini, dikarenakan penentangan dan permusuhan yang dilancarkan oleh Muawiyah kepada Imam Hasan Mujtaba as dan bahaya mereka yang mengancam Imam Hasan as, Abbas sangat berhati-hati dalam menjaga keselamatan saudaranya. Abbas pada masa imamah Imam Hasan as berkedudukan sebagai “Bāb al-Hawāij” (Seseorang yang memenuhi keinginan dan keperluan orang lain karena beliau selalu membantu dan menolong orang yang memerlukan) para penganut Syiah.

Orang-orang mustadhafin memperoleh berkah darinya. Orang-orang yang membutuhkan pergi ke rumah Imam Hasan as dan mengatakan keperluannya kepada Abbas. Dalam semua hal, Sang Purnama Bani Hasyim, menjelaskan masalah masyarakat kepada saudaranya, Imam Hasan as dan melaksanakan perintah saudaranya tentang mereka. Juga ketika Imam Hasan as syahid, musuh menarik anak panah ke arah jasad Imam Hasan as, olehnya itu Abbas as dengan sigap menarik pedangnya, namun mengingat perkataan imamnya (untuk menahan diri) mengingatkan kita bahwa mengikuti secara totalitas perintah Imam adalah prinsip hidupnya, maka hal ini membuatnya untuk menahan diri. [1]

Bukti paling nyata terkait dengan keberadaan Baginda Abbas di samping Imam Hasan as adalah sabda Imam Shadiq as. Imam Shadiq as pada permulaan Ziarah Abbas bersabda, “Salam bagimu wahai hamba yang saleh dan taat terhadap perintah Allah dan yang menaati Amiral Mukminin, Hasan as dan Husain as.” [2]

Imam Sajjad as

“Ya Allah, rahmatilah pamanku, Abbas. Dalam peperangan kedua tangannya telah dipotong oleh musuh. Sesungguhnya dia telah mengorbankan jiwanya untuk saudaranya.” Allah swt memberi ganjaran sebagaimana pamannya, Ja’far Thayyar dengan menggantinya dengan sepasang sayap untuk terbang dengan para malaikat di alam surga. Di sisi Allah ia memiliki kedudukan yang sangat agung sehingga samua para syahid pada hari kiamat cemburu kepadanya dan berharap dapat mencapai kedudukan itu.” Ungkap Imam Sajjad as [3]

Imam Jafar Shadiq as

Imam Shadiq as dalam mendeskripsikan sifat pamannya, Abbas bin Ali, mempunyai sifat-sifat: “Cermat, mempunyai visi yang besar, keimanan yang sangat kuat, berjihad dengan Imam Husain as, cacat perang dan penuh pengorbanan, syahid di jalan imamnya, tunduk di hadapan penerus Rasulullah saw, meyakini Imam Zamannya, loyal, berusaha keras dan seterusnya.” [4]

Imam Mahdi as

Imam Mahdi a.s terkait dengan Abul Fadhil Abbas berujar, “Salam atasmu wahai Abu Fadhil Abbas, putra Amiral Mukminin as, seorang yang mengorbankan dirinya demi saudaranya, menjadikan dunia sebagai wasilah bagi dirinya dan yang telah mengorbankan dirinya bagi saudaranya. Ia adalah pelindung yang sangat luar biasa. Ia sangat berusaha keras untuk mendapatkan air guna menghapus dahaga-dahaga anak yang tercekik kehausan, dua tangannya terpotong di jalan Tuhan. Allah swt tidak merahmati orang-orang yang membunuhnya, Yazid bin Raqad dan Hakim bin Thufail al-Thai.” [5]

Mengenal Imam

Terkait dengan ketaatan terhadap imam dan pengenalan imam yang ada pada diri Abbas, akan dijelaskan beberapa contoh: Pada buku pedoman cara berziarah kepada beliau, Imam Shadiq a.s bersabda, ” Salam bagimu wahai hamba yang saleh, yang menaati Allah swt dan Rasulnya, pengikut Amiral Mukminin, Hasan as, Husain as semoga rahmat Tuhan menyertai mereka semua.” [6]

Pada sore hari Tasu’a, Syimr membawa surat jaminan keamanan untuk Abbas dan saudara-saudaranya, namun Abbas tidak menaruh perhatian sedikit pun dan tidak memberikan jawaban kepadanya, sehingga imamnya menyuruhnya untuk memberikan jawaban atas pernyataan Syimr.

Abbas berkata, “Kau berkata apa? Syimr menjawab, “Anda dan saudara-saudara Anda dijamin keamanannya.” Abbas menjawab,

“Semoga tanganmu terpotong dan semoga Allah swt melaknat orang-orang yang membawa surat jaminan keamanan itu, hai musuh Tuhan!. Apakah kau perintahkan kami untuk membiarkan saudara-saudara kami, tuan kami, Husain a.s putri Fatimah s.a kemudian memasukkanku ke dalam golongan orang-orang yang terlaknat? Apakah kalian akan memberi surat jaminan kepada kami sementara putra Rasulullah saw (Husain a.s) tidak dalam jaminan keamanan.” [7]

Catatan kaki

  1. epahsālār Isyq, hlm. 47.
  2. Kāmil al-Ziyārāh, hlm. 786.
  3. Syaikh Shaduq, Al-Khisāl,jld. 1, hlm. 68.
  4. Ibnu ‘Anbah, ‘Umdah al-Thālib, hlm. 280; Amin, A’yan Syiah, hlm. 430.
  5. Bathal al-‘Al-Qami, jld. 2, hlm. 311.
  6. Kāmil al-Ziyārah, hlm. 786.
  7. Ibn A’tsam, Al-Futuh, jld. 5, jld. 5, hlm. 94; Ma’āli al-Sibthain, jld. 433; Abi Mikkhnaf, Waq’iat al-Thaf, hlm. 219 dan 220.
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *