Berita
Solidaritas Perempuan dan Rayuan Pulau Palsu
Setelah diputar di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta, film dokumenter karya Watchdoc berjudul “Rayuan Pulau Palsu” kembali diputar di Seknas Solidaritas Perempuan, Jakarta, Rabu (4/5).
“Kami salah satu anggota dari Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta,” kata Arieska selaku Kepala Divisi Kedaulatan Perempuan Melawan Perdagangan Bebas dan Investasi.
Solidaritas Perempuan memang terlibat aktif dalam Koalisi dengan slogannya “Gerakan Perempuan Tolak Reklamasi”.
Film dokumenter Rayuan Pulau Palsu berkisah tentang pembangunan proyek reklamasi dan kehidupan para nelayan Teluk Jakarta yang melakukan penolakan.
Perempuan tak lepas dari setiap lini kehidupan, begitu juga dalam kehidupan nelayan. Dari data yang dipaparkan Solidaritas Perempuan, keterlibatan perempuan dalam sektor pengolahan ikan mencapai 90 persen. Begitu juga dengan proses penangkapan ikan, meski didominasi laki-laki, ada juga keterlibatan perempuan di dalamnya.
“Solidaritas Perempuan perlawanan reklamasi tidak sebatas di Jakarta, juga di beberapa wilayah lain yang ada komunitas di sana. Ada di Lampung, Makassar, Kendari,” papar Arieska.
Acara nonton bareng kali ini juga diisi dengan diskusi.
“Harapannya, gerakan penolakan reklamasi ini makin terkonsolidasi, makin massif, dan semakin besar. Bahwa ini menjadi kesadaran bersama, dan persoalan bersama dan gerakan kita bersama” kata Arieska.
“Filmnya bagus, menjadikan nelayan sebagai kunci, sebagai aktor utama dari film itu. Bagaimana mereka terbangun kesadarannya, kemudian melakukan perlawanan, dan itu cukup lengkap dari mulai proses aksi advokasi di DPRD sampai proses litigasi di PTUN juga ada. Yang paling menarik bagi saya adalah bagian ketika ada, atau terungkap bahwa pendukung reklamasi itu memang palsu, bukan nelayan asli. Itu bagian paling menarik bagi saya,” komentar Arieska tentang film itu. (Malik)