Berita
Siswa SEMATA Hadiri Kebaktian Depan Istana
Di bawah rintik hujan Minggu (1/2), Sekolah Masyarakat Setara (SEMATA) turut hadir dalam acara kebaktian jamaat Kristen yang dilaksanakan di depan Istana Negara.
Kebaktian ini dilaksanakan dua minggu sekali dan sudah berlangsung selama tiga tahun. Hal itu mereka lakukan sebagai bentuk keprihatinan atas diskriminasi terhadap pendirian Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di Bogor dan gereja HKBP Filadelfia di Bekasi. “Ini Gereja sudah legal. Sudah mendapat putusan MA. Namun, Pemkot Bogor dan Bekasi hingga saat ini belum membuka segel Gereja itu,” tutur Amin Siahaan yang turut kebaktian saat itu.
Lebih lanjut, Amin yang juga merupakan perwakilan dari Jaringan Kerja Pelayanan Kristen (JKPK) ini mengungkapkan bahwa saat ini Pemkot sedang tersandera oleh kelompok ekstremis dan intoleran. Ia berharap dengan aksi kebaktian di depan Istana ini dapat menekan Presiden Jokowi agar menyelesaikan persoalan ini. “Harapan saya, dengan kita aksi di sini Presiden langsung mengeksekusi dengan mengintervensi Pemkot agar segera membuka segel Gereja,” ungkap Amin.
Sementara kehadiran SEMATA merupakan program kampanye terhadap nilai-nilai kesetaraan dan keberagaman.
Achmad Fanani salah satu aktivis SEMATA mengungkap bahwa agenda ini merupakan upaya untuk melibatkan siswa secara langsung, melihat dan merasakan apa yang dialami korban Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB). “Kita ajak kawan-kawan mengampanyekan nilai-nilai kesetaraan dan keberagaman,” tuturnya.
Ia berharap ke depannya, peserta SEMATA dapat menjadi bagian yang aktif menyuarakan hak-hak dan mendampingi korban kekerasan dan intoleransi. “Kalau kita bicara soal peran negara terhadap hak-hak warganegaranya, tentunya negara itu harus tunduk pada konstitusi,” tegas Fanani.
Sehingga dengan adanya putusan pengadilan tentang legalnya gereja-gereja itu, pemerintah harus segera mencabut segel dan mengizinkan para jamaatnya beribadah di sana. (Malik/Yudhi)