Berita
Simponi Band: Melawan Korupsi dan Intoleransi dengan Musik Indie
Di tengah booming boy band-girl band dengan lagu-lagu cengeng dan hedonisnya, grup indie Simponi band (Sindikat Musik Penghuni Bumi), memilih jalan berbeda: konsisten menyuarakan perlawanan terhadap korupsi, intoleransi, dan kekerasan terhadap perempuan. Selain itu, melalui jalur musik yang dipilihnya Simponi juga konsen pada upaya mensupport pelestarian alam.
Simaklah misalnya video musik “Vonis/Verdict” yang dinyanyikan vokalis Simponi, Rendi Ahmad di Youtube atau di Cloud Simponi. Video musik garapan Watchdoc yang sempat menjadi juara 2 pada International Anti-Corruption Music Competiion (Fair Play 2012) di Belgia ini dari sisi lirik penuh kritik pedas atas virus korupsi yang menggerogoti bangsa Indonesia.
Selain “Vonis/Verdict,” Simponi juga mengusung lagu-lagu bertema perlawanan terhadap intoleransi, kekerasan terhadap perempuan, dan isu-isu kemanusiaan lain.
Muhammad Berkah Gamulya, Managing Director Simponi menyebutkan segmen mereka secara khusus memang anak muda.
“Kita tak hanya main musik, tapi juga menyampaikan pesan dipadu musik. Segmen prioritas anak muda. Karena masih fresh. Masih bisa terima masukan, perbedaan. Masih punya jalan panjang untuk mengubah sikap dan membentuk karakter dirinya,” papar Mulya. “Kami ingin menyampaikan persoalan penting ini dengan bahasa yang universal, sederhana, dan mudah dicerna anak muda.”
Have Fun Tanpa Abaikan Isu-Isu Penting
Rendy Ahmad, vokalis Simponi saat ABI Press wawancarai usai manggung dalam acara peringatan 10 tahun meninggalnya aktivis HAM Munir di Utan Kayu, Selasa (2/9) menyebutkan bahwa Simponi hadir memang untuk menyuarakan isu-isu kemanusiaan ini dengan musik yang gaul. Pemuda kelahiran Belitung yang pernah membintangi film Sang Pemimpi sebagai Arai ini menuturkan ia sangat terinspirasi oleh Iwan Fals, yang lagu-lagunya penuh semangat perlawanan dan kritik sosial.
“Iwan Fals itu inspirasi saya. Artis besar seperti dia memperjuangkan idealisme dengan musik. Ini yang bikin saya terinspirasi,” aku Rendy.
“Dunia ini sedang sekarat, lingkungan sekarat, keadilan sekarat. Jadi gimana supaya sembuh penyakit-penyakit ini? Ya berawal dari kesadaran anak muda,” tutur Rendy. “Have fun boleh, tapi jangan yang gak ada gunanya. Mending have fun sambil melakukan hal yang penting,” pesan Rendy yang bersama Simponi sering tour musik ke SMP-SMA bertemu para remaja untuk menularkan virus kesadaran ini.
Namun Rendy mengeluhkan jika bulan Puasa tiba, orderan manggung mereka sepi. “Mungkin karena orang itu pinginnya yang religi, ya? Padahal religi itu kan bukan cuma soal agama. Anti korupsi itu kan juga sangat religius,” ujar Rendy. “Justru itu religius sekali secara sosial, kan?” tegasnya. (Muhammad/Yudhi)