Berita
Sikap Ahlulbait as terhadap Kaum Ghulat
Di antara metode yang digunakan para penguasa dalam memerangi Ahlulbait adalah membantu kelompok ekstrim dan menyusupkannya ke dalam mazhab Syiah. Para imam Ahlulbait as sendiri selalu membongkar kesesatan kelompok ini dan menyatakan kepada publik bahwa mereka berlepas diri dari kelompok sesat itu. Mereka memfatwakan haram bergaul dengan mereka dan melarang menjalin tali pernikahan dengan mereka. Bahkan para imam melaknat mereka.
Sikap Imam Ja’far Shadiq as yang sangat tegas terhadap mereka telah membendung pelbagai aktivitas dan pengaruh mereka. Maka tidak lama kemudian, keberadaan mereka hanya ada di dalam buku-buku alias punah dalam sejarah.
Di antara pernyataan tegas Imam Ja’far as, ketika berbicara pada Syu’airi (salah satu pengikut Ghulat), ”Hai kafir! Hai fasik! Aku berlepas diri darimu. Tinggalkan tempatku ini, semoga Allah melaknatmu… (engkau adalah) setan, si anak setan….” [Tanqih al-Maqal, Jil. 1, hal.170, hadis ke-1294]
Imam Hasan Askari as juga memperingatkan bahaya mereka dan melaknat mereka dalam banyak kesempatan.
Imam Ja’far Shadiq as mengingatkan niat mereka untuk mengganggu dan mengacaukan gerakan Ahlulbait as. Beliau as berkata,
“Kami Ahlulbait adalah orang-orang yang jujur. Kami tidak akan punah hanya karena pendusta dan berdusta atas nama kami kepada umat manusia. Mereka itu berniat merusak kejujuran kami!” [Rijal al-Kasysyi, hal. 520, hadis ke-999]
Pandangan dan perintah-perintah beliau sangat tegas,
“Janganlah kalian duduk bersama mereka, makan bersama mereka, minum bersama mereka, dan janganlah kalian bersalaman dengan mereka.” [Rijal al-Kasysyi, hal. 297, hadis ke-525]
“Barangsiapa mengatakan bahwa kami adalah nabi, maka laknat Allah atasnya. Barang siapa meragukan hal itu, maka laknat Allah atasnya.” [Muhammad Husain Zaini, asy-Syi’ah fi at-Tarikh, hal. 18]
Untuk menambah luas penelitian berkenaan dengan sikap mazhab Syiah terhadap kelompok ekstrim, maka Iihatlah kitab Rawdhah aI-Jinan karya Syahid Tsani (w. 996 H), Nahj al-Maqal karya Astarabadi (w. 1026 H), aI-Intishar karya Sayyid Murtadha (w. 436 H), at-Tahdzib karya Syaikh Thusi (w. 460 H), as-Sarair karya lbnu Idris (w. 598), Nihayah al-Ahkam, at-Tadzkirah, al-Qawaid, at-Tabshirah karya Allamah Hilli (w. 726 H), Bihar aI-Anwar karya Allamah Majlisi (w. 786 H), Jami’ al-Maqashid karya Muhaqqiq Karaki (w. 940 H), as-Syara’i, al-Mu’tabar, al-Mukhtashar an-Nafi’ karya Muhaqqiq Hilli (w. 676 H), aI-Jawahir karya Syaikh Muhammad Hasan (w. 1266 H), dan lain-lain.
Kefiktifan Tokoh Ghulat, Abdullah bin Saba
“Orang ini adalah mitos, fiktif yang sangat absurd, menerima gelar kepahlawanan, memimpin pasukan, mengobarkan peperangan, merendahkan pikiran para tokoh, dan mempermainkan akal para sahabat. Ia ini sangat terlaknat untuk dibicarakan.” [Muntaha al-Maqal, jil. 4, hal. 182/1726]
Perhatian sepintas saja pada sumber-sumber sejarah akan mengungkapkan kebenaran bagi Anda. Jika tidak karena Thabari, niscaya tak seorang pun yang meliriknya sehingga akan tetap berada dalam kebohongan-kebohongan Saif bin Umar.
Allamah Kurd Ali mendeklarasikan dengan tegas, ”Sumber mazhab Syiah adalah Hijaz, tempat kelahiran Ali. la diperkokoh hadis-hadis dari Abu Dzar, Salman, dan Abu Ayyub. Sedangkan Abdullah bin Saba yang dikenal dengan nama lbnu Sauda adalah fiktif belaka.” [Khuthath asy-Syam, jil. 6, hal. 251-256]
Dapat dipastikan bahwa kebenaran telah terbuka dan mazhab Syiah steril dari kelompok ekstrim (termasuk Abdullah bin Saba). Namun pembenci mazhab ini tetap saja menggunakan hal tersebut untuk mencoreng akidah mazhab Syiah dan terus-menerus menuduh sebagian sahabat dengan kebodohan dan kedunguan, termasuk sahabat Ammar bin Yasir, sahabat dekat Nabi saw.
Demikian pula Muhibbuddin Khatib. Ia terus saja berceloteh tanpa ilmu, dan mengikuti bisikan setan yang jahat: Telah ditetapkan baginya bahwa barangsiapa menjadikannya pemimpin , maka ia akan menyesatkannya dan membimbingnya kepada azab neraka. [QS. al-Hajj: 4]
Asad Haidar, Universitas Imam Ja’far Shadiq dan Pengaruhnya pada Mazhab Lain