Berita
Siaran Pers YLBHU : Sampang Kondusif, Waktunya Pemerintah Bergerak
Sejak dua pekan belakangan ini kondisi warga di akar rumput di Desa Bluuran, Karanggayam dan Panden di Sampang, tempat sumber kekerasan terhadap Muslim Syiah berasal telah mengalami kondisi kondusif dan bahkan menemukan gairah besar untuk membangun islah.
Aktor-aktor warga yang tercerahkan telah bergerak di bawah mendorong islah di tiga desa dan pelan-pelan telah menghidupkan komitmen islah dan persatuan untuk menyambut pengungsi Syiah pulang kembali ke tengah kehidupan mereka di Karanggayam dan Bluuran.
Aktor-aktor penggerak islah mengaku sudah lelah dengan kebencian serta kekerasan dan ingin mengedepankan persatuan serta kerukunan dengan cara memupus konflik yang bersumber dari salah paham dan gencarnya provokasi yang terjadi. Konflik tersebut notabene telah menjauhkan mereka dari saudara mereka sendiri yakni pengungsi Syiah Sampang yang sekarang berdiam di Rusunawa Puspo Agro Sidoarjo.
Menurut keterangan warga pengungsi, pertemuan dalam rangka merajut islah dan perdamaian sudah dua kali dilakukan sejak dua pekan ini dimulai dengan komunikasi via telepon dan dengan kehadiran perwakilan warga dari kampung, terutama para pentolan dan penggerak kekerasan yang telah secara bergantian berkunjung ke Rusunawa.
Dalam pertemuan itu kedua belah pihak saling berpelukan, saling meminta maaf dan berkomitmen untuk membangun perdamaian dan bertekad mengajak pulang pengungsi dalam waktu dekat. Perdamaian di antara mereka dimulai dengan cara kedua belah pihak secara bersama-sama berkomitmen membangun kesepakatan damai tertulis yang kemudian mereka sebut sebagai Piagam Perdamaian Rakyat.
Dalam suasana penuh haru, pihak warga dari kampung merasa menyesal dengan apa yang telah terjadi dan berjanji sebagai sesama hamba Allah untuk saling mencintai dan menghormati keyakinan masing-masing. Pihak pengungsi pun mengatakan bahwa mereka siap hidup kembali di kampung halaman dengan rukun sebagai saudara dan tetangga, menghapus dendam dan akan saling menghormati keyakinan masing-masing.
Suasana dan momentum bagus yang datang dari bawah ini tentu saja merupakan modal yang sangat penting bagi negara dalam menyelesaikan masalah Sampang yang telah mengakibatkan pengungsian satu tahun lamanya. Sangat disayangkan jika sejauh ini langkah rekonsiliasi dari pihak pemerintah yang dipimpin Prof Abul A’la masih terkesan sangat lamban dan cenderung tidak memiliki langkah strategi yang terukur serta sense of urgency.
Kendala besar yang dihadapi Prof A’la selaku ketua rekonsiliasi kemungkinan besar karena status Prof A’la selaku ketua rekonsiliasi yang belum legitimate dari sisi wewenang dan penunjukan. Sejauh ini kami sebagai pendamping pengungsi belum mendapat kejelasan apakah Prof A’la telah mendapatkan mandat tertulis berupa SK dari presiden selain penunjukkan secara lisan yang telah diberikan dan digunakan Prof A’la secara baik selama ini.
Dalam kerja-kerjanya selaku ketua rekonsiliasi yang menuntut mobilisasi dan perhelatan kulutral, kita juga berharap Prof A’la dibekali wewenang, tim serta anggaran yang nampak terlihat tidak dimiliki Prof A’la sejauh ini. Tanpa kejelasan soal hal-hal tersebut, tentu saja menunjukkan rendahnya perhatian dan komitmen negara dalam hal ini Presiden SBY terhadap penyelesaian kasus Sampang.
Momentum dan inisiatif bagus yang telah terbangun di akar rumput sangat perlu segera direspon positif dan didukung oleh negara dengan cara mendorong percepatan rekonsiliasi yang relatif sudah berjalan dan diinisiasi langsung dari bawah. Pemerintah bisa memberikan dukungan dengan kebijakan, akses serta mewujudkan program-program pemberdayaan sebagai perekat rekonsiliasi.
Sungguh sangat disayangkan jika pemerintah terus bersikap business as usual dan cenderung abai maka modal dan kualitas perdamaian yang berasal dari bawah ini pelan-pelan akan bisa kehilangan stamina dan momentumnya. Karena walau bagaimanapun warga di akar rumput dan pengungsi sangat membutuhkan negara dan wibawanya untuk membuka jalan dan membangun sebuah contoh desa kerukunan dan persatuan di Sampang. Dan jalan ke arah itu sudah semakin dekat jika pemerintah mau sedikit tanggap dan cekatan.