Berita
SIARAN PERS – Prajurit Terbaik Gugur, Negara Terus Diam
SATU lagi anggota Komando Pasukan Khusus gugur di Papua. Letnan Dua Infanteri I Wayan Sukarta, Rabu (25/6), gugur setelah bersama dua prajurit lain dan seorang warga sipil diserang membabi-buta oleh militer Organisasi Papua Merdeka di Distrik Illu, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Letda I Wayan ditembak di kepala dan dada serta dibacok di kepala, pergelangan tangan, serta lutut kaki sebelah kanan. Sadis.
Letda I Wayan adalah Komandan Pos Kopassus Illu yang memiliki tugas mulia: menyalurkan logistik kebutuhan pokok untuk rakyat di Distrik Illu. Ketika diserang, Letda I Wayan bersama anak buahnya baru saja bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat Papua sebagai upaya TNI melakukan pendekatan kesejahteraan terhadap rakyat Papua.
Ironis. Sudah sembilan prajurti TNI gugur ditembak militer OPM di Papua tetapi negara yang diwakili pemerintah masih bermain kata-kata, seperti “prihatin” dan “sudah risiko tugas”. Pemerintah pun masih menyebut pelakunya dengan basa-basi: kelompok sipil bersenjata. Pun pemerintah masih menilai serangan tersebut sebagai aksi kriminal. Padahal, Goliath Tabuni, Panglima Tertinggi Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat, sudah mengakui serangan tersebut dan mendeklarasikan perang terhadap TNI.
Harus berapa prajurit lagi yang gugur untuk membuka mata pemerintah bahwa yang kita hadapi adalah kelompok militer yang sudah menyatakan perang terhadap kita. Saatnya pemerintah memutuskan operasi khusus di Papua untuk membersihkan kelompok ini hingga ke akar-akarnya demi keamanan dan kesejahteraan rakyat Papua.
Kami juga menuntut pemerintah, terutama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai Panglima Tertinggi TNI, untuk memberi penghormatan dan penghargaan setinggi-tinggi kepada prajurit yang gugur dalam menjalankan tugas demi mempertahankan NKRI. Merdeka!
Jakarta, 27 Juni 2013
Mujtahid Hashem
Presiden Garda Suci Merah Putih