Berita
Siapa Berkhianat, Pasti Terlaknat
Muawiyah berkali-kali berupaya membunuh Imam Ali as dan keturunan beliau. Namun, disebabkan derajat Ahlulbait yang agung di mata umat Islam, ia takut melakukannya dengan tangan sendiri. Untuk melemahkan posisi Ahlulbait, Muawiyah pun membunuh sejumlah sahabat setia Imam Ali as. Di antaranya Malik Astar, Muhammad bin Abu Bakar, dan sebagainya.
Pasca kesyahidan Imam Ali as, kekhalifahan jatuh ke tangan putranya, Imam Hasan as berdasarkan baiat umat pada masa itu. Kesal lantaran pelbagai upaya telah dilakukan namun umat Islam tetap tidak memilihnya, Muawiyyah pun memberontak dan memeranginya, sebagaimana yang dilakukan pada ayah Imam Hasan.
Muawiyah berupaya mencelakai Imam Hasan as. Namun, selalu gagal. Harta haram yang dimiliki Muawiyah tak terbatas. Karenanya, ia berusaha menyogok orang terdekat Imam Hasan as untuk berkhianat. Sampai pada akhirnya, Muawiyah berhasil membujuk istri Imam Hasan as yang bernama Ja’dah binti Asy’ats untuk mencelakai beliau.
Muawiyah berkata kepada Ja’dah, “Jika engkau meracuni Hasan putra Ali, aku akan memberimu seratus ribu dirham dan kunikahkan dirimu dengan anakku, Yazid.”
Saat itu, Imam Hasan as sedang berpuasa di hari yang cukup terik. Ja’dah membuatkan minuman terbuat dari susu yang telah dibubuhi racun untuk beliau berbuka puasa. Imam pun meminumnya.
Merasa tubuhnya diracuni, Imam Hasan as berkata kepada Ja’dah, “Hai musuh Allah. Semoga Allah membinasakanmu. Demi Tuhan, setelah aku mati, engkau tidak akan mendapatkan apapun dari dunia ini.”
Diriwayatkan bahwa dua hari setelah meneguk racun itu, Imam Hasan as wafat di usia 48 tahun.
Ja’dah pun menagih janji Muawiyah. Namun Muawiyah dengan picik berkata, “Ketika engkau tidak setia dengan Hasan, bagaimana engkau akan setia dengan anakku, Yazid?” Muawiyah pun tidak memenuhi janjinya.
Akhirnya Ja’dah tidak mendapatkan apapun dan mati dalam keadaan terlaknat.