Berita
Setelah Enam Tahun Pengungsi Sampang
Seenak-enaknya tinggal di rumah orang lebih enak tinggal di rumah sendiri. Apalagi tinggal di tempat orang lain dengan status sebagai pengungsi seperti yang dijalani Muslimin Syiah Sampang di Rusun Puspa Agro Sidoarjo. “Bukan kenyamanan yang kami dapat, tapi makin lama malah makin berat,” kata Ustaz Iklil al Milal, Jumat (27/4), mewakili pengungsi, sekaligus menepis anggapan sebagian orang yang mengatakan lebih enak tinggal di rusun.
Makin hari, kata Ustaz Iklil, persoalan makin kompleks. Dari persoalan pekerjaan, kesehatan, pendidikan anak, hingga lingkungan sosial. “Belum lama ini enam orang habis operasi besar, dan kebanyakan mengalami penyakit Hernia,” ungkapnya. Sementara anak-anak mereka mulai tumbuh remaja di lingkungan yang cukup membuat para orangtua khawatir. “Lingkungan pergaulan anak muda sekitar rusun, bahkan anak SD sudah terang-terangan pacaran,” imbuhnya.
Bagi Ustaz Iklil dan ratusan pengungsi Sampang lainnya, pulang ke kampung halaman dan menjalani hidup sebagai peternak dan petani lebih membuat mereka nyaman. “Kami tetap ingin pulang dan berharap tidak ada lagi konflik atas nama apapun yang menyebabkan orang harus keluar dari kampung halamannya,” paparnya.
Baca juga: Piagam Perdamaian Sunni-Syiah Sampang
Sudah lewat enam tahun mereka diusir dari kampung halamannya akibat aksi provokasi segelintir orang tak bertanggungjawab. Sementara itu, proses rekonsiliasi terus dibangun antara warga dengan pengungsi. “Bahkan hampir setiap hari dari pihak pengungsi bergantian berkunjung silaturahmi ke kampung, dan sebaliknya warga kampung juga hampir setiap hari mengunjungi kami di rusun,” terang Ustaz Iklil.
Ustaz Iklil menjelaskan, terhalangnya kepulangan mereka hanya karena ada segelintir tokoh intoleran, sementara mayoritas warga sudah saling merindu untuk kembali bersatu.
Perjuangan mereka untuk pulang tak pernah pupus di tengah jalan. Tahun lalu misalnya, dalam sebuah renungan bersama beberapa lembaga yang konsen di bidang kemanusiaan menggelar sebuah deklarasi pulangkan pengungsi Sampang.
Baca juga: Deklarasi Bersama Pulangkan Pengungsi Sampang
Hingga detik ini, berbagai upaya terus dilakukan dan para pengungsi tak pernah menunjukkan rasa putus asa. Pada hari Selasa 24 s/d 26 April 2018, Ustaz Iklil bersama Rasyid dan seorang pendamping pengungsi mengikuti pelatihan bagi para korban untuk menyuarakan hak-haknya berbasis data yang diselenggarakan Human Rights Working Group (HRWG). “Di pelatihan ini diajarkan supaya para korban bisa menyuarakan hak-haknya sendiri tanpa harus lewat pendamping. Mereka diajari berbicara berdasarkan fakta dan data,” kata Ustaz Iklil ketika singgah di DPP ABI usai mengikuti pelatihan HRWG. (M/Z)