Berita
Serangan Koalisi Saudi Tewaskan Empat Anak-Anak Yaman
Ledakan yang diakibatkan bom cluster terjadi di provinsi Ma’rib, Yaman menyebabkan sejumlah orang meninggal dan terluka, tulis Almasirah, Senin (28 Juli 2020), seperti dilansir Mehrnews.
Sedikitnya empat anak Yaman meninggal dan dua lainnya terluka akibat pengeboman oleh pasukan koalisi pimpinan Kerajaan Arab Saudi itu. Ledakan terjadi di desa al-Hazm, distrik Harb al-Qaramish di provinsi Ma’rib, Yaman.
Koalisi Saudi terus melancarkan agresinya terhadap Yaman dan melakukan pengeboman ke berbagai wilayah dan telah menyebabkan jatuhnya banyak korban, terutama warga sipil.
Serangan koalisi Saudi ke Yaman yang menewaskan warga sipil dan anak-anak bukan hanya sekali ini saja, melainkan sudah berulang kali terjadi. Pertengahan bulan ini, serangan udara koalisi yang dipimpin Saudi menghantam rumah-rumah penduduk di distrik al-Hazm, provinsi al-Jawf. Akibatnya sembilan orang meninggal dunia di tempat, termasuk dua anak-anak dan dua wanita.
Pada bulan lalu, sebuah serangan udara koalisi Saudi menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk empat anak-anak di provinsi Saada, Yaman.
Lebih dari seribu orang tewas dan Yaman menghadapi krisis yang berkepanjangan akibat agresi militer koalisi yang dipimpin monarki Arab Saudi, sejak 2015 lalu. Bahkan PBB menyebut kelaparan di negara itu telah menjadi bencana kemanusiaan terbesar di dunia.
Namun, sejauh ini, komunitas internasional masih tutup mata dan belum melakukan upaya berarti untuk menghentikan krisis kemanusiaan di Yaman akibat agresi Saudi.
Sementara itu, pekan lalu, Aktivis Yaman dan Peraih Nobel 2011 Tawakkol Karman mengatakan bahwa Arab Saudi “bertanggung jawab secara hukum” atas semua kejahatan koalisi Arab yang dipimpinnya dalam semua serangan yang dilancarkan ke Yaman.
“Arab Saudi adalah [pihak] yang memimpin koalisi secara formal dan praktis … Ini adalah apa yang dunia ketahui dan apa yang telah diumumkan,” tulis Karman di akun Facebooknya. “Karena itu Arab Saudi memikul tanggung jawab hukum untuk semua kejahatan yang dilakukan oleh Koalisi Arab, apakah pelakunya adalah Arab Saudi atau salah satu negara anggota koalisi. Menyatakan bahwa UEA bersalah atas pencucian kejahatan Saudi, di satu sisi, dan menggoda tentara Saudi untuk terus mengacaukan kehidupan orang-orang Yaman, di sisi lain, tidaklah berguna.”
Aktivis hak asasi manusia ini berkomentar setelah dilaporkan bahwa pengadilan Perancis telah membuka penyelidikan terhadap Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed yang dituduh terlibat dalam penyiksaan tahanan di pusat-pusat penahanan di Yaman yang dikendalikan oleh angkatan bersenjata UEA. Prancis dapat memeriksa kasus-kasus semacam itu berdasarkan yurisdiksi universal.