Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Seminar Internasional: Mahdawiyyah Sebagai Persiapan Perdamaian Dunia

Jumat (13/6), bertepatan dengan 15 Sya’ban, hari kelahiran Imam ke-12 Ahlulbait, Imam Muhammad Al-Mahdi afs.

Bagi umat Islam, Imam Mahdi adalah juru selamat yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya sebagai penegak keadilan di akhir zaman.

Dalam rangka merayakan hari kelahiran sang Juru Selamat, Program Filsafat Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati bersama Yayasan Muthahhari Bandung menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk “Mahdawiyyah Sebagai Persiapan Perdamaian Dunia.”

Seminar diselenggarakan di Aula Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung.
Acara ini diisi oleh Dr. Munir (Ketua Prodi Filsafat UIN Bandung), Dr. Jalaluddin Rakhmat (Direktur Yayasan Muthahhari), dan juga pembicara dari Iran, Ayatullah Anshary, Dr. Mazaheri, dan Dr. Shafakhah.

Kurang lebih 200 orang yang berasal dari berbagai latar belakang menghadiri seminar tersebut.

Penasihat Menteri Pendidikan Republik Islam Iran, Dr. Mazaheri, menjelaskan bahwa keyakinan terhadap juru selamat atau konsep Mahdiisme, tidak hanya muncul di kalangan  Muslim, tapi juga ada di berbagai agama di dunia seperti Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, Zoroaster, bahkan Konghuchu sekalipun.

Sementara menurut Dr. Shafakhah, bahkan isu Sunni-Syiah pun tidak menggangu keyakinan akan adanya juru selamat akhir zaman tersebut. Walaupun ada beberapa perbedaan dalam konsep Mahdiisme itu sendiri di antara kedua mazhab besar Islam itu.

Sedangkan Dr. Jalaluddin Rakhmat, mengatakan bahwa perdamaian tidak akan tercapai tanpa menghargai keyakinan orang lain.

“Imam Mahdi akan datang untuk menegakkan perdamaian di dunia, dan tidak mungkin kita menegakan perdamaian di dunia ini tanpa penghargaan kepada berbagai keyakinan.”

Kang Jalal juga menambahkan bahwa tidak mungkin dunia menyatu dalam satu agama Islam.

“Tidak mungkin kita mempersatukan semua keyakinan itu. Semua nantinya, ketika dateng Imam Mahdi, semua agamanya Islam. Gak mungkin itu, karena itu bertentangan dengan ayat Al-Qur’an, ‘Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan’ (Al-Maidah: 48).”

“Artinya Allah tidak menghendaki kalau agama itu satu. Siapa yang menghendaki agama itu satu? Para ustad, para guru kita,” kata Kang Jalal disambut gelak tawa hadirin.

Acara dimulai pukul 14.30 dan ditutup oleh moderator, Dr. Bambang Qomaruzzaman M.Ag pada pukul 17.00.

Tak diragukan bahwa keyakinan atau harapan terhadap kemunculan Al-Mahdi atau mahdiisme sudah sangat marak di tengah umat. Karena setiap jiwa yang sudah lelah dengan meluasnya kezaliman pasti akan menanti tangan Tuhan untuk mengatasinya.

Sudah selayaknya kesamaan harapan ini memandu kaum Muslimin pada satu tujuan dan menjadi pendorong bagi mereka untuk saling menghargai dan bekerja sama dalam rangka menciptakan perdamaian di tengah umat manusia. (MBA/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *