Ikuti Kami Di Medsos

Berita

SEJUK: Kawal Media Hargai Keberagaman

SEJUK: Kawal Media Hargai Keberagaman

Tantowi 'Thowik' AnwariSecara umum media punya tanggung jawab dalam proses demokrasi di Tanah Air, mengingat pers merupakan salah satu dari empat pilar demokrasi di Indonesia. Hal itu disampaikan Tantowi ‘Thowik’ Anwari, Advokasi Manajer di Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK) kepada ABI Press di kantornya.

Menurut Thowik, pers memiliki peranan sangat penting dalam proses keberagaman. Pers dapat berperan positif, tapi dapat juga berpengaruh sebaliknya. Sebab itu, keberadaan SEJUK merupakan salah satu langkah untuk mengadvokasi media agar berperan dalam upaya menebarkan penghargaan terhadap keberagaman.

Dia pun membagi media dalam perannya menyikapi keberagaman menjadi tiga kategori:

Pertama, media yang pro keberagaman. Yaitu media yang menonjolkan lebih banyak pengakuan dari sisi korban, sedangkan pelaku diberi porsi lebih sedikit. “Misalnya jika dalam berita dicantumkan wawancara, wawancara korban yang ditampilkan bisa dua paragraf, sedangkan pelaku hanya satu paragraf,” jelasnya menyontohkan.

Kedua, media anti keberagaman. Menurutnya, anti keberagaman sendiri dilatarbelakangi tiga hal. Antara lain, ketidaktahuan soal isu, sentimen keyakinan, dan kebijakan dari redaktur media dalam mengarahkan isu.

Yang ketiga adalah media netral. Ini juga bukan pilihan yang tepat mengingat anti keberagaman yang semakin meningkat dan selalu memakan korban. Thowik menganggap bahwa sengaja mengabaikan isu atau memilih diam bukanlah hal baik, mengingat pers adalah bagian dari pilar demokrasi.

“Kami di SEJUK telah konsen mengawal beberapa media sejak awal 2013 lalu, baik cetak maupun elektronik dalam hal pemberitaan yang berhubungan dengan isu keberagaman. Itulah bentuk advokasi kami dalam perkembangan keberagaman melalui media,” jelas Thowik.

Selain itu, SEJUK juga sering mengadakan workshop bagi para jurnalis untuk menjelaskan pentingnya media dalam mengawal isu keberagaman. SEJUK pun tidak segan mendatangi newsroom sebuah media yang dinilai tidak memihak isu keberagaman.

“Semua itu kami lakukan karena dengan cara mendatangi newsroom, di sana kami dapat melakukan diskusi bareng pihak media dengan harapan mereka dapat berperan dan menjalankan fungsinya dengan lebih baik,” pungkas alumni UIN Syarif Hidayatullah itu. (Abdul Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *