Berita
Rouhani: Prioritas Ulama-Umat Jaga Kemuliaan Rasulullah dan Islam
Pagelaran Peringatan ke 60 Konferensi Asia Afrika yang berlangsung selama 5 hari (19-24/4) digunakan oleh sejumlah delegasi atau Kepala Negara yang hadir untuk melakukan sejumlah pertemuan dengan sesama Kepala Negara maupun instansi-instansi lain yang ada di Indonesia. Begitupun dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Bertempat di Ballroom Crawn Hotel, pada Kamis (23/4) Rouhani bertemu sekitar seratus tokoh, cendekiawan, ulama serta sejumlah perwakilan ormas Islam yang ada di Indonesia, dalam ajang silaturahmi. Pertemuan itu dipandu intelektual muda Nahdlatul Ulama, Zuhairi Misrawi.
“Indonesia adalah negara yang berpenduduk mayoritas Islam dan Islam di Indonesia adalah Islam toleran yang moderat dan karena itu, Islam Indonesia menghargai perbedaan,” kata Zuhairi, mengawali pembicaraan dalam pertemuan tersebut.
Zuhairi melanjutkan bahwa umat Islam Indonesia sangat bersahabat dengan Iran yang mayoritas bermazhab Syiah. Hanya saja belakangan ini ada kelompok takfiri radikal yang cenderung mengganggu dan menciptakan suasana instabilitas di dalam kehidupan beragama di Indonesia.
Setelah dibuka Zuhairi, Muhyiddin Junaidi, Ketua Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri, turut bicara mewakili ulama dan tokoh serta perwakilan ormas-ormas Islam yang hadir malam itu.
Muhyiddin mengatakan bahwa Indonesia dan Iran adalah dua negara yang bersahabat sejak lama, tapi belakangan ini oleh musuh-musuh agama, Indonesia dan Iran dikondisikan agar berkonflik. Konflik yang didorong atas nama agama dengan mempertentangkan antara Sunni dengan Syiah.
“Tapi kami, Islam Indonesia yang moderat dan toleran akan selalu bersama dengan Iran sebagai umat Islam yang satu, Sunni dan Syiah,” tegas Muhyiddin.
Pesan Rouhani
Rouhani membuka pembicaraannya dengan membacakan Surah Ali Imran, ayat 103.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Rouhani kemudian mengatakan bahwa Indonesia dan Iran adalah dua negara sahabat. Kemudian dia melanjutkan bahwa umat Islam harus memperhatikan skala prioritas dalam berpikir dan bertindak. Para ulama dan para intelektual Islam sudah semestinya tahu betul bahwa ada sesuatu yang harus didahulukan daripada yang lain.
“Itu yang disebut skala prioritas,” kata Rouhani.
Rouhani mengatakan ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh umat Islam jika mereka ingin bangkit.
1. Islam adalah kata kunci bagi sebuah kebangkitan. Rouhani mengatakan bahwa kita berkewajiban untuk membela Islam, umat Islam harus sadar bahwa mazhab-mazhab yang ada, hanyalah cabang-cabang saja. Karena itu kita tidak boleh terperangkap oleh isu kemazhaban. Sunni-Syiah laksana gelombang-gelombang kecil dalam kehidupan alam semesta ini, ada induknya gelombang dan itu adalah Islam. Persatuan adalah kata kunci untuk kemajuan umat Islam, jangan hanya karena sentimen mazhab kita mengabaikan nasib sesama kaum muslimin.
Dia kemudian mencontohkan bahwa dalam pandangan Islam membela sesorang yang terzalimi, baik dia Muslim ataupun non-Muslim, maka agama Islam memerintahkan kita untuk memberikan pembelaan. Karena menganiaya atau membunuh satu manusia sama dengan menganiaya atau membunuh seluruh manusia.
2. Para ulama saat ini harus melihat kemuliaan Islam, membela kemuliaan Islam. Karena itu setiap umat Islam wajib memiliki keyakinan bahwa Islam adalah agama yang mulia dan agama yang mulia adalah agama yang menolak kekerasan, menolak radikalisme, menolak tindakan intoleran. Karena kekerasan, radikalisme, terorisme sesungguhnya mencoreng wajah Rasulullah SAW, menodai wajah umat Islam dan menghancurkan Islam itu sendiri. Rouhani kemudian mencontohkan apa yang terjadi di Irak, Suriah dan beberapa negara lain di dunia terjadi pembunuhan manusia yang tak berdosa atas nama agama, menghancurkan sejumlah peninggalan sejarah umat manusia dan itu semua telah menghancurkan kemuliaan Islam.
“Karena itu, para ulama, para intelektual Islam, wajib memperhatikan untuk menjaga kemuliaan Islam,” tegas Rouhani.
3. Rouhani bertanya kepada para ulama dan cendekiawan Indonesia yang hadir, apakah Islam yang masuk ke Indonesia dan ke Asia ini, masuk dengan jalan kekerasan?
Dia pun kemudian menerangkan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia dan Asia tidak dengan jalan kekerasan, bukan dengan pedang tapi masuk dengan ilmu dan peradaban. Karena Islam adalah agama cinta, Islam adalah kasih sayang, Islam adalah agama yang membangun peradaban, Islam dibangun atas ilmu dan akhlak. Kemudian dia memberikan contoh bagaimana Rasulullah SAW ketika ke Madinah membawa Islam, Rasulullah SAW tidak mengusir orang Yahudi, tidak mengusir orang Nasrani, tidak mengusir orang musyrik bahkan tidak mengusir para munafik. Rasulullah menunjukkan bahwa Islam bisa hidup bersama dengan non-Muslim, bahkan Islam bisa memberikan perlindungan terhadap penganut agama lain. Sedangkan para musuh Islam atau kelompok-kelompok yang anti Islam, kini tengah berusaha untuk menyebar kebohongan dengan mengatakan bahwa Islam adalah agama kekerasan, Islam adalah agama radikal, Islam adalah agama teroris. Oleh karena itu, kita wajib melawan setiap kelompok yang membawa Islam dengan cara-cara yang radikal dan cara terorisme, karena hal itu akan merusak wajah Rasulullah dan Islam.
4. Islam adalah agama peradaban, agama ilmu yang menghidupkan jiwa dan akal manusia. Islam membangun manusia dengan cinta dan kesucian. Cita-cita ajaran Islam yang dijadikan warisan oleh Allah untuk membangun peradaban, hanya akan mengalami kemajuan jika ditegakkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka jihad dalam Islam bukan dengan pedang tapi dengan logika. Islam memerintahkan untuk menjaga tempat-tempat ibadah, baik milik Nasrani ataupun Yahudi. Dia mengatakan bahwa jika Anda datang ke Iran, Anda akan menyaksikan bagaimana gereja, sinagog, masjid-masjid dari berbagai mazhab, Sunni dan Syiah tumbuh dan mendapat perlindungan negara.
Rouhani menceritakan bahwa Iran diembargo hingga hari ini hanya karena satu alasan, yaitu karena Iran adalah negara Islam yang sedang giat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibangun atas cinta dan kesucian akan melahirkan tatanan dunia baru yang aman dan damai, sebuah dunia baru yang diidam-idamkan oleh orang yang berakal sehat. Sedangkan para musuh Islam tidak pernah menghendaki kehidupan di dunia ini dalam keadaan aman dan damai, karena itu kebohongan yang berujung pada kebencian antar sesama manusia menjadi program utamanya.
5. Tugas kita para ulama dan cendekiawan yang paling penting adalah mewariskan Islam ini kepada generasi-generasi muda, Islam yang damai, Islam yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Generasi muda Islam harus menerima Islam yang siap membangun manusia dan kemanusiaan dan tidak boleh tercemari oleh pikiran-pikiran yang bisa merusak tatanan dunia oleh pikiran takfiri radikal dan tidak toleran.
Pertemuan yang berlangsung hikmat selama dua jam itu berakhir pada pukul sembilan malam dan diakhiri dengan sesi ramah-tamah dan berjabat tangan.
Di antara ormas Islam yang hadir pada malam itu adalah sejumlah perwakilan dari NU, Muhammadiyah dan Ahlulbait Indonesia, seperti KH. Agil Munawar, Dr. Marsudi Syuhud, Prof. Umar shihab, Dr.Alwi shihab, KH. Saifuddin Amsir dan masih banyak lagi.
Kini mampukah para ulama dan cendekiawan Indonesia yang hadir pada malam itu untuk menjaga kemuliaan Islam seperti halnya pesan Presiden Iran Hassan Rouhani? (Ahmad/Yudhi)
Bertempat di Ballroom Crawn Hotel, pada Kamis (23/4) Rouhani bertemu sekitar seratus tokoh, cendekiawan, ulama serta sejumlah perwakilan ormas Islam yang ada di Indonesia, dalam ajang silaturahmi. Pertemuan itu dipandu intelektual muda Nahdlatul Ulama, Zuhairi Misrawi.
“Indonesia adalah negara yang berpenduduk mayoritas Islam dan Islam di Indonesia adalah Islam toleran yang moderat dan karena itu, Islam Indonesia menghargai perbedaan,” kata Zuhairi, mengawali pembicaraan dalam pertemuan tersebut.
Zuhairi melanjutkan bahwa umat Islam Indonesia sangat bersahabat dengan Iran yang mayoritas bermazhab Syiah. Hanya saja belakangan ini ada kelompok takfiri radikal yang cenderung mengganggu dan menciptakan suasana instabilitas di dalam kehidupan beragama di Indonesia.
Setelah dibuka Zuhairi, Muhyiddin Junaidi, Ketua Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri, turut bicara mewakili ulama dan tokoh serta perwakilan ormas-ormas Islam yang hadir malam itu.
Muhyiddin mengatakan bahwa Indonesia dan Iran adalah dua negara yang bersahabat sejak lama, tapi belakangan ini oleh musuh-musuh agama, Indonesia dan Iran dikondisikan agar berkonflik. Konflik yang didorong atas nama agama dengan mempertentangkan antara Sunni dengan Syiah.
“Tapi kami, Islam Indonesia yang moderat dan toleran akan selalu bersama dengan Iran sebagai umat Islam yang satu, Sunni dan Syiah,” tegas Muhyiddin.
Pesan Rouhani
Rouhani membuka pembicaraannya dengan membacakan Surah Ali Imran, ayat 103.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Rouhani kemudian mengatakan bahwa Indonesia dan Iran adalah dua negara sahabat. Kemudian dia melanjutkan bahwa umat Islam harus memperhatikan skala prioritas dalam berpikir dan bertindak. Para ulama dan para intelektual Islam sudah semestinya tahu betul bahwa ada sesuatu yang harus didahulukan daripada yang lain.
“Itu yang disebut skala prioritas,” kata Rouhani.
Rouhani mengatakan ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh umat Islam jika mereka ingin bangkit.
1. Islam adalah kata kunci bagi sebuah kebangkitan. Rouhani mengatakan bahwa kita berkewajiban untuk membela Islam, umat Islam harus sadar bahwa mazhab-mazhab yang ada, hanyalah cabang-cabang saja. Karena itu kita tidak boleh terperangkap oleh isu kemazhaban. Sunni-Syiah laksana gelombang-gelombang kecil dalam kehidupan alam semesta ini, ada induknya gelombang dan itu adalah Islam. Persatuan adalah kata kunci untuk kemajuan umat Islam, jangan hanya karena sentimen mazhab kita mengabaikan nasib sesama kaum muslimin.
Dia kemudian mencontohkan bahwa dalam pandangan Islam membela sesorang yang terzalimi, baik dia Muslim ataupun non-Muslim, maka agama Islam memerintahkan kita untuk memberikan pembelaan. Karena menganiaya atau membunuh satu manusia sama dengan menganiaya atau membunuh seluruh manusia.
2. Para ulama saat ini harus melihat kemuliaan Islam, membela kemuliaan Islam. Karena itu setiap umat Islam wajib memiliki keyakinan bahwa Islam adalah agama yang mulia dan agama yang mulia adalah agama yang menolak kekerasan, menolak radikalisme, menolak tindakan intoleran. Karena kekerasan, radikalisme, terorisme sesungguhnya mencoreng wajah Rasulullah SAW, menodai wajah umat Islam dan menghancurkan Islam itu sendiri. Rouhani kemudian mencontohkan apa yang terjadi di Irak, Suriah dan beberapa negara lain di dunia terjadi pembunuhan manusia yang tak berdosa atas nama agama, menghancurkan sejumlah peninggalan sejarah umat manusia dan itu semua telah menghancurkan kemuliaan Islam.
“Karena itu, para ulama, para intelektual Islam, wajib memperhatikan untuk menjaga kemuliaan Islam,” tegas Rouhani.
3. Rouhani bertanya kepada para ulama dan cendekiawan Indonesia yang hadir, apakah Islam yang masuk ke Indonesia dan ke Asia ini, masuk dengan jalan kekerasan?
Dia pun kemudian menerangkan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia dan Asia tidak dengan jalan kekerasan, bukan dengan pedang tapi masuk dengan ilmu dan peradaban. Karena Islam adalah agama cinta, Islam adalah kasih sayang, Islam adalah agama yang membangun peradaban, Islam dibangun atas ilmu dan akhlak. Kemudian dia memberikan contoh bagaimana Rasulullah SAW ketika ke Madinah membawa Islam, Rasulullah SAW tidak mengusir orang Yahudi, tidak mengusir orang Nasrani, tidak mengusir orang musyrik bahkan tidak mengusir para munafik. Rasulullah menunjukkan bahwa Islam bisa hidup bersama dengan non-Muslim, bahkan Islam bisa memberikan perlindungan terhadap penganut agama lain. Sedangkan para musuh Islam atau kelompok-kelompok yang anti Islam, kini tengah berusaha untuk menyebar kebohongan dengan mengatakan bahwa Islam adalah agama kekerasan, Islam adalah agama radikal, Islam adalah agama teroris. Oleh karena itu, kita wajib melawan setiap kelompok yang membawa Islam dengan cara-cara yang radikal dan cara terorisme, karena hal itu akan merusak wajah Rasulullah dan Islam.
4. Islam adalah agama peradaban, agama ilmu yang menghidupkan jiwa dan akal manusia. Islam membangun manusia dengan cinta dan kesucian. Cita-cita ajaran Islam yang dijadikan warisan oleh Allah untuk membangun peradaban, hanya akan mengalami kemajuan jika ditegakkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka jihad dalam Islam bukan dengan pedang tapi dengan logika. Islam memerintahkan untuk menjaga tempat-tempat ibadah, baik milik Nasrani ataupun Yahudi. Dia mengatakan bahwa jika Anda datang ke Iran, Anda akan menyaksikan bagaimana gereja, sinagog, masjid-masjid dari berbagai mazhab, Sunni dan Syiah tumbuh dan mendapat perlindungan negara.
Rouhani menceritakan bahwa Iran diembargo hingga hari ini hanya karena satu alasan, yaitu karena Iran adalah negara Islam yang sedang giat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibangun atas cinta dan kesucian akan melahirkan tatanan dunia baru yang aman dan damai, sebuah dunia baru yang diidam-idamkan oleh orang yang berakal sehat. Sedangkan para musuh Islam tidak pernah menghendaki kehidupan di dunia ini dalam keadaan aman dan damai, karena itu kebohongan yang berujung pada kebencian antar sesama manusia menjadi program utamanya.
5. Tugas kita para ulama dan cendekiawan yang paling penting adalah mewariskan Islam ini kepada generasi-generasi muda, Islam yang damai, Islam yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Generasi muda Islam harus menerima Islam yang siap membangun manusia dan kemanusiaan dan tidak boleh tercemari oleh pikiran-pikiran yang bisa merusak tatanan dunia oleh pikiran takfiri radikal dan tidak toleran.
Pertemuan yang berlangsung hikmat selama dua jam itu berakhir pada pukul sembilan malam dan diakhiri dengan sesi ramah-tamah dan berjabat tangan.
Di antara ormas Islam yang hadir pada malam itu adalah sejumlah perwakilan dari NU, Muhammadiyah dan Ahlulbait Indonesia, seperti KH. Agil Munawar, Dr. Marsudi Syuhud, Prof. Umar shihab, Dr.Alwi shihab, KH. Saifuddin Amsir dan masih banyak lagi.
Kini mampukah para ulama dan cendekiawan Indonesia yang hadir pada malam itu untuk menjaga kemuliaan Islam seperti halnya pesan Presiden Iran Hassan Rouhani? (Ahmad/Yudhi)
Continue Reading