Berita
Riset: Kalangan Muda Muslim Pilih Kajian Agama di Internet
Internet merupakan suatu program yang berbasis jaringan atau koneksi dari sebuah komputer yang saling bertautan untuk menyebarkan suatu data. Data tersebutlah yang salah satunya adalah informasi atau pesan. Di zaman yang semakin berkembang ini, internet merupakan media yang digunakan sebagai sarana komunikasi yang lambat laun telah menyingkirkan media komunikasi lain. Hal ini disebabkan yang telah terbukti bahwa di kehidupan sehari-hari pada zaman ini, manusia sudah melekat dengan sebuah jaringan.
Karena pada dasarnya, internet sudah menjadi kebutuhan pokok manusia sehingga banyak yang tidak bisa jauh dari internet. Bagi generasi muda seolah internet merupakan bagian dari nyawa mereka. Sehingga, sebenarnya internet ini memiliki dampak positif maupun negatif.
Menurut studi terbaru yang dilakukan Balai Penelitian dan Pengembangan Kementrian Agama (Balitbang Kemenag) kalangan muda Muslim lebih tertarik mengikuti kajian agama di media sosial.
“Bahwa 90.9 persen dari 400 mahasiswa, menyatakan lebih suka memperoleh informasi keagamaan dari video-video ceramah di internet. Sedangkan koran atau artikel cetak merupakan sumber literasi yang paling jarang dipilih mahasiswa,” demikian isi studi terssebut.
Salah satu peneliti, Muhammad Rosadi menjelaskan, fungsi dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat dan menjelaskan pemahaman literasi keagamaan berdasarkan infomasi keagamaan mahasiswa. Adapun metode yang digunakan adalah metode Mix Model, yaitu penggabungan metode kualitatif dan kuantitatif dengan sistem cluster random sampling.
“Disini kami memilih empat PTKIN, yaitu UIN Jakarta, UIN Bandung, UIN Banten dan IAIN Cirebon,” tutur Rosadi di Jakarta, Selasa (9/7).
Adapun alasan dipilihnya empat kampus tersebut karena keempatnya merupakan PTKIN yang paling banyak diminati. Sedangkan keseluruhan responden, merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam semester enam.
“Riset ini memberi gambaran bahwa ada perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa,” ujar Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama (Balitbang Kemenag), Rahman Mas’ud.
Fakta ini, katanya, juga sejalan dengan temuan UIN Jakarta yang diterbitkan Februari ini dalam buku berjudul “Masjid di Era Milenial: Arah Baru Literasi Keagamaan” yang menyebut, anak-anak muda tidak lagi tertarik dengan konten dakwah yang disampaikan di masjid.
“Sebagian besarnya itu karena topik yang diangkat dan cara mengangkatnya, cara membahasnya di masjid itu membosankan buat anak-anak milenial. Tidak menyentuh kebutuhan mereka,” jelas Irfan Abubakar, Direktur CSRC UIN Jakarta, beberapa waktu lalu. [olah data dari REPUBLIKA]