Berita
Rekonsiliasi Langkah Utama Atasi Konflik Sampang
Jakarta – Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan, Kemenag tetap mengupayakan penyelesaian konflik Syiah Sampang.
Menurutnya, upaya rekonsiliasi adalah langkah utama pemerintah dalam mengatasi konflik tersebut.
“Kita selalu melakukan dialog, pendekatan persuasif pada semua pihak. Usaha yang kita lakukan untuk rekonsiliasi, dengan mengajak bicara pihak-pihak terkait. Karena mereka adalah mata rantai penting untuk menyelesaikan konflik,” jelas Abdul.
Abdul menuturkan, rekonsiliasi masing-masing pihak terkait, dengan mengajak tokoh-tokoh ulama di Sampang untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Selain itu, Kemenag tetap berusaha mensinergikan dengan Pemerintah Daerah Jawa Timur, melalui pendekatan kebijakan relokasi pengungsi ke Rusun Puspo Agro. Penanganan konflik harus sinergi.
“Kemenag dan Pemda Jatim juga sudah melakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan di tempat pengungsian. Karena mereka juga butuh dakwah dan pencerahan,” tutur Abdul.
Abdul menambahkan, agar masyarakat tetap bersabar dan optimis, langkah-langkah pemerintah dalam rekonsiliasi penyelesaian konflik Syiah Sampang, dan para warga dapat kembali pulang ke rumah masing-masing.
“Persoalan ini memerlukan tahapan-tahapan, dan tidak bisa diproses sekali jadi. Kalau semua pihak bisa saling mengerti, baru bisa kembali,” pungkas Abdul.
Sebelumnya dikabarkan, Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan sudah ada 12 kepala keluarga Syiah dari kelompok Tajul Muluk telah kembali ke Sampang, Madura.
Sebanyak 69 kepala keluarga yang terdiri 233 jiwa anggota Syiah masih berstatus sebagai pengungsi di Rusun Puspo Agro Jemundo, Sidoarjo. (Yahya Farid Nasution)
Sumber : Metro News